Social Healing, Yayasan Erick Thohir Sulap Pos Serbaguna Jadi Taman Bermain

Senin, 15 November 2021 – 13:08 WIB
Balai warga induk Teluk Ratal, Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Balai warga induk Teluk Ratal, Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung mendadak ramai.

Fasilitas umum (Fasum) yang menerima bantuan program social healing dari Yayasan Erick Thohir dipenuhi orang tua dan anak-anak yang ingin melihat pertunjukan sulap.

BACA JUGA: Social Healing Ala Yayasan Erick Tohir Siap Lahirkan Juara Voli

Ketua RT, Lukman Hakim (68) mengaku senang dengan suasana sore hari yang terjadi di balai warga Induk di wilayahnya tersebut.

Apalagi, ketika bangunan berukuran 4 meter x 6 meter itu kini dalam kondisi layak dan nyaman, khususnya untuk anak-anak bermain.

"Senang kalau melihat keramaian, balai warga ini menjadi pusat bermain bagi anak-anak kami di sini, bahkan bisa dikatakan sebagai pos serba guna,"kata Lukman.

BACA JUGA: Relawan PCR Usung Luhut Binsar-Erick Jadi Capres-Cawapres, Menyindir?

Dikatakan dia, balai warga induk menjadi ajang pertemuan bukan hanya bagi warga wilayah RT 02 saja.

Melainkan, warga dari RT yang masih dalam satu kelurahan pun berkumpulnya di sini.

BACA JUGA: Laba Bersih BUMN Naik Tajam, Kinerja Erick Thohir Diapresiasi

Kenang Lukman, tanah yang sekarang ini berdiri balai warga induk, dahulunya merupakan hamparan tanah ditumbuhi alang-alang yang cukup tinggi.

Bahkan, kata dia, kondisi tersebut membuat pemukiman Teluk Ratal yang dihuni 100 kepala keluarga menjadi sangat kumuh dan menyeramkan.

"Sebelum dialih fungsikan sebagai balai warga induk, tanah diisi (tumbuhi) dengan alang-alang tinggi, jangan kan orang liat, lewat aja ga mau," sebut dia bahwa kondisi itu berlangsung puluhan tahun sejak 1996 lalu.

Di tahun 2017, lanjut Lukman, secara swadaya, warga membersihkan dan memindahkan balai warga yang ada sebelumnya, ke tempat sekarang ini.

Ia beralasan, dipindahkannya tempat itu untuk mencari titik tengah sehingga warga mempunyai rasa untuk saling memiliki.

"Kita pindahkan balai warga di lokasi 'netral', atau di titik tengah agar warga merasa memiliki dan menjaganya, baik warga yang muncul dari gang kanan, kiri maupun gang tengah, sehingga diberi nama balai warga induk," papar ketua RT yang telah menjabat selama 25 tahun ini.

Dia juga mengatakan, balai warga induk yang dibangun secara swadaya warga telah mengalami 3 kali perubahan dan perbaikan.

Pada awal pembangunannya, balai warga merupakan hasil tumpukan sampah yang kemudian ditimbun tanah, sebagai pondasi dasarnya.

"Ketika pondasi dasar sudah terbentuk, dan awalnya balai warga ini terbuat dari kayu, lalu bawahnya kita cor (semen), tapi atasnya masih kayu, dan yang terkahir, yang sekarang ini bantuan dari Yayasan Erick Thohir. Jadi total ada tiga kali perubahan," paparnya.

Salah seorang warga Teluk Ratal, Ayu (30) mengungkapkan, keberadaan balai warga induk di lingkungannya sangat membantu para ibu mengawasi putra putrinya, terlebih ketika sang suami sedang melaut.

"Balainya sekarang sudah layak dan aman untuk anak-anak bermain. Jadi, sekarang kalau mereka bermain, ibu - ibu gampang mencarinya," ujar Ayu menambahkan kalau dulu tempat mainnya tidak beraturan.

Masih dikatakan Ayu, balai warga juga jadi ajang bagi ibu ibu ikut berkumpul, sekedar saling bercerita satu dengan lainnya.

"Kami kumpul-kumpul ngobrol sambil jagain anak-anak bermain. Dan balai nya juga kan disediakan TV untuk nonton bareng," ujar ibu dua orang anak ini.

Sementara itu, Lukman mengaku tidak pernah mengetahui setiap proses program social healing dari Yayasan Erick Thohir tersebut.

Dia mengakui, survei yang dilakukan oleh tim yayasan yang bernama E-Troopers secara diam-diam yang kemudian baru ditawarkan kepadanya.

"Jadi kita gerakin seluruh warga untuk gotong royong, apalagi ketika bahan material sudah dikirim. Warga sangat antusias dengan keberadaan balai warga ini, sehingga banyak yang ikut partisipasi dalam rangka memperindah tampilan balai agar semakin nyaman dirasakan semua warga kita,"ucapnya haru.

Meski diakui Lukman, dirinya sempat dihujani pertanyaan dari koleganya sesama ketua RT terkait bantuan yang diterimanya tersebut.

Dengan santai, dia menjawab jika rezeki sudah diatur dan tidak akan pernah tertukar adanya.

"Di beberapa RT sempat ada yang bertanya kepada saya, bagaimana caranya untuk pengajuan bantuan tersebut. Saya bilang tidak ada pengajuan apapun, ini mah murni rezeki anak soleh, makannya segala sesuatu itu diawali dengan niat ikhlas jangan ngarepin sesuatu terus," pungkas Lukman menambahkan bahwa rezeki itu tidak pernah tertukar. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler