Soetrisno Ajak Warga Muhammadiyah Pahami Makro Ekonomi Sebelum Pilih Capres

Sabtu, 23 Maret 2019 – 12:23 WIB
Ketua Umum KEIN Soetrisno Bachir bersama Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Prasetyo di Jakarta. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir menghormati sikap politik Persyarikatan Muhammadiyah yang memposisikan diri tidak berpihak pada salah satu pasangan calon presiden (capres).

Sebagai warga Muhammadiyah, Soetrisno Bachir merasa perlu mengajak warga Muhammadiyah lain agar menjatuhkan pilihannya berdasarkan pendekatan rasional dan spiritual.

BACA JUGA: Soetrisno Bachir Datang, Dukungan Warga Muhammadiyah ke Jokowi Naik 10%

"Pendekatan rasional yang paling mudah dinilai adalah pada prestasi kerja bidang ekonomi dari masing-masing capres," kata Soetrisno saat menyampaikan pidato Arah Baru Ekonomi untuk Indonesia Berkemajuan dalam Simposium Ekonomi Indonesia yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Sabtu (23/3).

Baca juga: Soetrisno Bachir Datang, Dukungan Warga Muhammadiyah ke Jokowi Naik 10%

BACA JUGA: KEIN Usulkan Kenaikan Jumlah Entrepreneur Hingga 5 Persen

Sebagai ketua KEIN, yang tugasnya memberikan nasehat pada presiden, dia mengatakan, indikator ekonomi makro selama Pemerintahan Jokowi menunjukan capaian yang positif, sehingga memunculkan optimisme dari berbagai kalangan. Hal ini tercermin pada terkendalinya laju inflasi, mempertahankan pertumbuhan ekonomi, serta penciptaan lapangan kerja.

"Di tengah situasi ekonomi dan politik global yang tidak menentu, pemerintah mampu mempertahankan pertumbuhan pada tingkat yang cukup baik," ujar Soetrisno Bachir.

BACA JUGA: Kurikulum Perguruan Tinggi Harus Disesuaikan Peluang dan Tantangan Industri 4.0

Baca juga: KEIN Usulkan Kenaikan Jumlah Entrepreneur Hingga 5 Persen

Dia menolak penilaian berbagai kalangan yang mengatakan Kabinet Kerja gagal mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Untuk mencapai pertumbuhan sebesar itu dibutuhkan situasi ekonomi dan politik yang kondusif. Padahal dalam realitasnya, perkembangan dan kebijakan ekonomi global turut berpengaruh pada Indonesia, seperti kenaikan suku bunga Fed, perang dagang Amerika Serikat - Tiongkok, gejolak di Venezuela, dan persiapan pelaksanaan British Exit (Brexit) pada Maret 2019.

Namun demikian, situasi ini dapat diatasi Kabinet Kerja sehingga mampu mengendalikan makro ekonomi pada tingkat yang cukup baik. Kinerja Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi, kata Soetrisno, tercermin pada pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen selama empat tahun terakhir dan laju inflasi sebesar 2,82 persen.

"Ini posisi terendah dalam 20 tahun terakhir sehingga masyarakat tetap terjaga tingkat kesejahterannya," kata dia.

Hal ini berdampak pada angka pengangguran terbuka turun 5,34 persen atau 7 juta orang. Makin besarnya serapan lapangan kerja menurunkan angka kemiskinan 1 digit, yaitu sebesar 9,82 persens per Maret 2018.

Penurunan ini mempersempit kesenjangan kelompok miskin dan kaya. Indikatornya terlihat pada gini ratio menjadi 0,39 dibandingkan sebelumnya 0,41 per Maret 2011. Keberhasilan ini tidak lepas dari fokus pembangunan Kabinet Kerja. Presiden Jokowi memprioritaskan pembangunan infrastruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata. Lima prioritas sektor pembangunan ini bersinggungan langsung dengan ekonomi kerakyatan.

"Apa yang saya sampaikan ini adalah pendekatan rasionalnya. Sedangkan pendekatan spiritualnya sangat kualitatif, tapi saya bisa menjelaskannya," ungkap Soetrisno.

Dia menerangkan bahwa pilihannya tidak berubah setelah memperhatikan langsung perilaku Jokowi dan ketetapan hatinya usai berdo'a. Soetrisno menjamin berita-berita di media sosial mengenai Jokowi jauh dari amalan sebagai seorang muslim adalah tidak benar. Amalan sehari-hari Jokowi itu cerminan seorang muslim yang taat.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sentra RnD Dorong Entrepreneurship dari Generasi Milenial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler