jpnn.com, BOGOR - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir memilih ikut rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, dibanding proses hukumnya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (31/7).
Sofyan har? ini sedianya dipanggil penyidik lembaga antirasuah sebagai saksi dalam kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1, yang sebelumnya telah menjerat Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih.
BACA JUGA: Sofyan Basir Temui Anggota DPR Sebelum Eni Saragih Kena OTT
"Kan ada ini (rapat). Ya enggak apa-apa dong, izin kan," kata Sofyan saat ditanya soal ketidakhadirannya sebagai saksi di KPK, usai rapat terbatas terkait penguatan cadangan devisa di Istana Bogor.
Dia menilai rapat di Istana penting karena membahas harga batu bara dalam negeri atau DMO. Sofyan memastikan bakal memenuhi panggilan KPK berikutnya karena itu juga sebuah keharusan.
BACA JUGA: Pengakuan Dirut PLN Usai Digarap KPK untuk Kasus Suap
"Harus-harus. Besok pun saya sudah harus (penuhi panggilan KPK), enggak ada masalah. Ini kan penting banget karena DMO masalahnya ya. Jadi masalah DMO, masalah biodiesel, dua-duanya case PLN ya kan," pungkas Sofyan.
Sebelumnya penyidik KPK telah melakukan penggeledahan di kediaman dan kantor Sofyan untuk mencari bukti terkait dugaan suap proyek PLTU Riau-1.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Hari Ini KPK Garap Dirut PLN sebagai Saksi Kasus Suap
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Segera Garap Mensos dan Dirut PLN di Kasus Suap
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam