jpnn.com, PALEMBANG - Soimah, ibunda santri yang meninggal diduga akibat tindak penganiayaan di lingkungan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG), akhirnya menguatkan diri berbicara di depan publik.
Dengan raut wajah sedih, dia berusaha tegar memberikan keterangan terkait kematian putra sulungnya yang sedang menimba ilmu di ponpes ternama itu.
BACA JUGA: Santri Gontor Meninggal karena Dianiaya, Soimah tidak Terima, Tempuh Jalur Hukum
Dengan nada suara bergetar dan air mata yang terus mengalir, dia berharap ke depan kasus serupa tidak terjadi lagi kepada orang tua atapun wali santri lain yang menitipkan anak-anak mereka menempuh pendidikan di Gontor.
"Kami berharap ini tidak terjadi lagi, cukup anak kami saja," ucap dia, Selasa (6/9).
BACA JUGA: Santri Gontor Meninggal, Kemenag: Kekerasan dalam Bentuk Apa pun Tidak Dibenarkan
Tak hanya di pondok, jurnalis Suara Nusantara di Palembang itu juga berharap kasus tindak kekerasan dan penganiayaan juga tidak terjadi di lembaga sekolah umum.
"Saya ingin dunia pendidikan tidak memakai tindak kekerasan dan penganiayaan fisik yang menyebabkan melayangnya nyawa seseorang," harap dia.
BACA JUGA: Santri Gontor Dianiaya hingga Tewas, Mengerikan, AKBP Catur Bergerak
Soimah yang mencoba tenang dan berusaha menceritakan kronologi anaknya saat diantar pulang ke rumah dalam kondisi mengenaskan, tak sanggup melanjutkan.
"Maaf kondisi saya masih syok," tutur dia.
Di tempat yang sama, Titis Rachmawati selaku kuasa hukum keluarga Soimah memastikan bahwa kasus tersebut akan tetap berjalan.
"Kami akan pastikan kasus ini tetap berjalan hingga tuntas," kata Soimah.
Titis mengungkapkan kabar terbaru kasus tersebut bahwa sudah ada tujuh orang saksi yang diperiksa oleh penyidik Polres Ponorogo.
"Kabar terbaru yang kami terima dari Ponpes bahwa sudah ada 7 orang yang diperiksa, dan kami tegaskan sekali lagi bahwa kasus ini akan terus berjalan hingga tuntas," pungkasnya. (mcr35/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Santri Gontor Meninggal, Soimah Menangis, Hotman Paris: Fotonya Sangat Mengerikan
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Cuci Hati