Solidaritas Pangan Dunia: Program ‘Grain from Ukraine’ Membantu Negara Terdampak Krisis

Selasa, 24 Desember 2024 – 08:32 WIB
Program ‘Grain from Ukraine’ bertujuan untuk menyuplai gandum dan produk pertanian lainnya ke negara-negara paling terdampak krisis pangan seperti Ethiopia, Yaman, dan Somalia, yang menghadapi kekurangan pangan parah akibat perang dan bencana alam. Ilustrasi. Foto: Aptindo

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah kesulitan akibat perang, Ukraina tetap menunjukkan komitmennya terhadap ketahanan pangan dunia melalui inisiatif “Grain from Ukraine”, sebuah program kemanusiaan yang dimulai pada November 2022.

Program ‘Grain from Ukraine’ bertujuan untuk menyuplai gandum dan produk pertanian lainnya ke negara-negara yang paling terdampak krisis pangan seperti Ethiopia, Yaman, dan Somalia, yang menghadapi kekurangan pangan parah akibat perang dan bencana alam.

BACA JUGA: Hadapi Krisis Pangan, Jokowi Resmikan Pusat Riset Genomik Pertanian

Sebelum perang, Ukraina merupakan salah satu pemasok gandum terbesar bagi Indonesia setelah Australia.

Pasokan gandum dari Ukraina memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan kebutuhan pangan domestik Indonesia.

BACA JUGA: Gerak Cepat, Ini Langkah Strategis Kementan Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global

Hanya saja sejak dimulainya agresi Rusia pada 2022, impor gandum dari Ukraina anjlok menjadi US$61,33 juta, turun signifikan dibandingkan dengan jumlah pada tahun sebelumnya yang mencapai US$843,6 juta, dengan volume sekitar 166.758 ton.

“Sejak dahulu, Ukraina telah menjadi mitra strategis bagi Indonesia dalam hal pasokan gandum. Ketergantungan Indonesia pada gandum impor, terutama dari Ukraina, sangat besar,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies dalam keterangannya, Selasa (24/12).

BACA JUGA: Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Kementan Targetkan Tambah Lahan Tanam 44.734 Ha di Jambi

Menurut Ratna Sari Loppies, Ukraina telah menjadi salah satu pemasok utama yang membantu Indonesia menjaga kestabilan kebutuhan pangan domestik, khususnya untuk gandum yang merupakan bahan pokok penting dalam pembuatan roti dan produk lainnya.

“Namun pada periode 2022-2023 terjadi penurunan drastis pasokan dari Ukraina akibat perang, Indonesia dan banyak negara lain menghadapi tantangan dalam mempertahankan ketahanan pangan,” ujar Ratna.

Indonesia, yang juga mengandalkan impor gandum untuk memenuhi kebutuhan domestiknya, tetap berfokus pada keberlanjutan pasokan pangan meskipun ada gangguan pada pasokan global.

Dalam konteks ini, program “Grain from Ukraine” dapat memberikan solusi jangka panjang untuk membantu negara-negara yang kekurangan pangan dan pada saat yang sama, menjaga keberlanjutan pasokan gandum global, termasuk ke Indonesia.

Dengan terus mengirimkan pasokan gandum meskipun di tengah perang, Ukraina berupaya untuk mendukung negara-negara yang membutuhkan dan membantu menjaga keberlanjutan pasokan gandum global, serta mengurangi dampak terhadap ketahanan pangan dunia.

“Program seperti ‘Grain from Ukraine’ sangat penting untuk memastikan negara-negara yang bergantung pada impor gandum tetap memiliki akses ke pasokan pangan yang aman dan cukup,” ujar Ratna.

Jadi benar, lanjutnya, meskipun tengah menghadapi perang, Ukraina tetap berperan sebagai pemasok pangan global yang tangguh, yang tidak hanya mengatasi krisis pangan di negaranya, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan dunia melalui solidaritas internasional.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler