Solusi Praktikum di Masa Pandemi, Bisa Ditiru Sekolah Kesehatan

Rabu, 16 Desember 2020 – 22:24 WIB
Ilustrasi - Tenaga kesehatan. Foto: ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh pada program studi (Prodi) kesehatan. Pasalnya, prodi ini dituntut lebih banyak praktikum sementara selama masa pandemi ada larangan bagi perguruan tinggi melakukan tatap muka. 

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mitra Keluarga Susi Hartati mengungkapkan, seluruh perguruan tinggi yang memiliki prodi kesehatan mengalami kendala saat praktikum klinik.

BACA JUGA: Belasan Tenaga Kesehatan Positif Covid-19, 5 Puskesmas Ini Ditutup Sementara

Praktikum klinik mahasiswa kesehatan terbilang sulit dilakukan pada kondisi sekarang ini. Apalagi bila praktikum tersebut dilakukan di rumah sakit yang saat ini mengalami krisis lantaran meningkatnya pasien Covid-19.

"Kondisi seperti itu, mengadakan praktikum di rumah sakit sangat tidak disarankan. Terlebih, nyaris semua rumah sakit di Indonesia masih belum siap memberikan lahan untuk praktik mahasiswa," kata Susi saat memberikan paparan dalam Webinar bertajuk Langkah Tepat Menyiasati Praktikum Prodi Kesehatan di Masa Pandemi besutan SEVIMA, Rabu (16/12).

BACA JUGA: Dinkes Riau Beri Kabar Gembira soal Kondisi Tenaga Kesehatan

Sejatinya, sekolah kesehatan membutuhkan lebih banyak praktikum ketimbang sekadar materi. Untuk itu kata Susi, ada beberapa hal yang perlu diubah. Mulai dari kebijakan kampus selama masa pandemi, ketersediaan kurikulum pembelajaran yang memadai dan fleksibel, value Ijazah dan sertifikat kompetensi, hingga jaminan kualitas pendidikan.

Dia memberikan solusi pembelajaran prodi kesehatan selama pandemi:

BACA JUGA: Tiongkok Bagikan Daging Domba Sumbangan Mongolia kepada Tenaga Kesehatan Garis Depan

1. Melakukan kegiatan praktikum onsite. Kegiatan ini dilakukan dengan memilih materi yang sering digunakan dalam penelitian dan dunia kerja. Selain itu metode shifting juga bisa diterapkan, tentunya ttetap dengan protokol kesehatan yang berlaku. 

2. Skill auskultasi dan Weekly task. Med Edu Easy Auscultation perlu dilakukan dalam mendalami skill auskultasi. Perlu juga physical assessment yang merupakan bentuk weekly task dari dosen untuk mahasiswa. 

"Bisa dilihat dengan cara mengenali tanda-tanda vital dan kesehatan pada anggota keluarga atau teman yang ada di sekitar mahasiswa," ujarnya.

3. Simulasi virtual. Bisa dilakukan menggunakan aplikasi, video, maupun media. Ini diharapkan agar mahasiswa mampu memahami materi praktikum yang akan dijalani secara nyata.

"Kampus yang memiliki mahasiswa sebagai relawan Covid-19 bisa dimasukkan dalam SKS praktikum mahasiswa. Jadi meskipun mereka tidak melakukan praktikum di kampus, tetap bisa mendapatkan penilaian melalui kegiatan kerelawanan tersebut," terangnya. 

Dalam memberlakukan praktikum di rumah sakit selama pandemi, pihak kampus wajib memastikan rumah sakit memberikan fasilitas APD lengkap dan sesuai, melakukan rapid test sebelum dan sesudah praktik. 

"Harus diingat, mahasiswa praktik di ruang perawatan umum, bukan pada isolasi Covid-19," tegasnya.

Jika kegiatan praktikum bisa dilakukan di rumah, mahasiswa bisa mengambil kasus di lingkungan tempat tinggal. Susi mencontohkan dengan melakukan praktik keperawatan kepada keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan.

Pada kesempatan sama, Kholid Fathoni, dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya mengatakan, untuk mendalami praktikum selama pandemi bisa memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Kedua aplikasi tersebut bisa digunakan sebagai media pembelajaran bagi pendidikan kesehatan. 

"Media pembelajaran VR bisa dimanfaatkan untuk membangun interaksi bagi pengajar dan mahasiswa. Mahasiswa bisa memahami tentang apa saja yang bisa dilakukan selama praktikum melalui video," jelasnya.

Sementara untuk melakukan simulasi kegiatan praktikum bisa menggunakan teknologi AR. Teknologi AR bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang mengolaborasi kehidupan maya dan kehidupan nyata.(esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler