jpnn.com, BULELENG - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) berupaya meredam gonjang-ganjing di internal partai, setelah Dr. Somvir terpilih sebagai anggota legislatif di DPRD Bali periode 2019-2024 mendatang.
Kader yang tidak puas dengan terpilihnya Somvir, diminta legawa dengan hal tersebut. Terlebih proses pemilihan dilakukan lewat mekanisme Pemilu yang demokratis.
BACA JUGA: Bawaslu Putuskan 114 Kasus Pidana Pemilu
Siang kemarin sejumlah kader dan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Nasdem Buleleng, melakukan rapat koordinasi dan konsolidasi di sekretariat partai. Rapat itu dipimpin Ketua DPD Nasdem Buleleng I Made Suparjo.
BACA JUGA: NasDem Siapkan Kejutan di Pilgub Sulut 2020
BACA JUGA: Bawaslu Temukan 10 Ribu Kasus di Jatim
Pertemuan berlangsung selama 1,5 jam. Dalam rapat itu sempat disebut-sebut ada upaya menjegal Somvir sebagai calon terpilih.
Salah satunya dengan mengajukan laporan ke Bawaslu Buleleng. Belakangan laporan itu dinyatakan tidak dapat ditindaklanjuti.
BACA JUGA: Yayasan Buddha Tzu Chi Taiwan Apresiasi Brimob Amankan Pemilu 2019
Setelah itu muncul gugatan etika ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), yang juga menyeret nama Somvir dalam persidangan.
Usai rapat, Made Suparjo menyatakan Nasdem sudah dipastikan meraih satu kursi DPRD Bali dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bali 5-Kabupaten Buleleng.
Kursi itu akan diisi pendatang baru, Dr. Somvir. Ia pun menegaskan bahwa kader Nasdem tak perlu lagi melakukan upaya-upaya yang mengganggu hasil pemilu yang telah melalui pleno di tingkat kabupaten.
“Pemilu itu diikuti parpol, bukan pribadi (caleg). Yang mampu mengubah (hasil) pleno KPU itu hanya MK (Mahkamah Konstitusi).
Saat Nasdem tidak lagi melakukan gugatan, itu artinya sudah keputusan. Jangan lagi ada intrik politik yang dilakukan di internal (partai) ini,” tegasnya seperti dilansir Radar Bali (Jawa Pos Group).
Bila masih ada kader yang tak puas dengan putusan KPU, hal itu dianggap sudah tutup buku. Mengingat batas waktu mengajukan sengketa di MK sudah berakhir.
Suparjo meminta agar kader mulat sarira, apa yang akhirnya menyebabkan kegagalan pada kontestasi pemilu lalu.
Apabila masih ngotot, Suparjo justru memandang hal itu sudah menyangkut sentimen pribadi. Bukan lagi berurusan dengan mekanisme di internal Nasdem.
Suparjo berkesimpulan kader yang masih mempermasalahkan hal tersebut, cenderung tak siap menerima kekalahan.
“Bisa ditarik kesimpulan, artinya dia tidak siap bertarung. Kalau siap bertarung, harus siap dua mental. Mental kalah dan menang. Kalau mental menang tidak perlu disiapkan.
Mental kalah ini bagaimana kita mampu menerima, apalagi range kekalahannya tinggi. Itu antara 12 ribu dengan 7 ribu. Suara 5 ribu itu susah dicari,” imbuhnya.
Terhadap kondisi internal yang sempat memanas selama sebulan terakhir itu, Suparjo mengaku pengurus di tingkat provinsi sudah sempat berupaya mengambil jalan damai.
Somvir pun disebut sudah sempat datang ke partai dan menyampaikan program-program yang akan diusung setelah nanti dilantik sebagai anggota dewan.
“Langkah mendamaikan itu sudah ada. Tanpa bermaksud membela siapa-siapa. Kami sampaikan, kalau kursi itu memang sudah haknya, ya harus jadi milik yang berhak. Kami akan tetap berupaya damai, mendudukkan kedua belah pihak agar suasana kondusif,” tukasnya.
Sekadar diketahui, Partai Nasdem pada Pemilu 2019 ini meraup 36.711 suara di tingkat provinsi. Dari raihan suara itu, Nasdem berhak menempatkan seorang kader di kursi DPRD Bali.
Hasil pleno KPU Buleleng, suara tertinggi dikantongi Somvir dengan 11.898 suara. Peringkat kedua ditempati Nyoman Tirtawan dengan suara 7.785 suara.
Peringkat ketiga ditempati I Made Suparjo dengan 3.641 suara, dan tempat keempat diisi I Made Teja dengan 2.467 suara.(JPG/rb/eps/mus/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NasDem Siapkan Kejutan di Pilgub Sulut 2020
Redaktur & Reporter : Friederich