Sopir Ambulans: Semoga Allah Menggerakkan Hati Presiden Jokowi

Senin, 27 April 2020 – 14:41 WIB
Asep Wardiawan bersama tim gabungan gugus penanggulangan COVID-19 daerah Kabupaten Ciamis saat bertugas. Foto: istimewa for JPNN

jpnn.com - Ribuan perawat dan tenaga kesehatan berstatus honorer, termasuk sopir ambulans yang saat ini masuk dalam Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19, punya harapan besar kepada pemerintah.

Mereka berdoa, semoga setelah corona pergi jauh, Presiden Joko Widodo akan memberikan kado terindah. Yaitu mengangkat mereka menjadi aparatur sipil negara (ASN), yakni sebagai PNS dan PPPK.

BACA JUGA: Tidak Semua PNS dan PPPK yang Mudik Dikenai Sanksi

Asep Wardiawan, tenaga administrasi yang merangkap sopir ambulans di salah satu puskesmas di Kabupaten Ciamis, mengungkapkan, banyak tenaga medis dan kesehatan lainnya berstatus non-PNS. Mereka rerata sudah mengabdi belasan hingga puluhan tahun.

Sebagian, kata Asep, ada yang mencoba peruntungan dengan ikut tes CPNS, tetapi gagal terus.

BACA JUGA: Para Karyawan Dirumahkan, Semua Sopir Pulang Kampung, Sungguh Pedih

Hingga akhirnya ada kesempatan ikut tes PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) pada Februari 2019. Banyak tenaga medis seperti perawat yang lulus seleksi PPPK tahap pertama itu.

Sedangkan tenaga kesehatan lainnya seperti Asep, belum beruntung karena formasi untuk mereka belum ada.

BACA JUGA: Budiman Sudjatmiko: Saya Juga Ikut Berkelahi Melawannya

"Yang dibuka kan hanya untuk dokter, perawat, dan bidan. Kalau tenaga administrasi kesehatan dan sopir ambulans enggak ada formasinya. Anehnya, saat pandemi COVID-19, kami dimasukkan dalam pasukan perang melawan Corona," tutur Asep kepada JPNN.com, Senin (27/4).

Pria berumur 50 tahun ini menyampaikan harapan rekan-rekannya agar ada perhatian pemerintah kepada mereka.

Jangan hanya tenaga mereka yang dibutuhkan tetapi kesejahteraan tidak diperhatikan.

Asep yang juga koordinator daerah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Kabupaten Ciamis ini mengungkapkan, sampai hari ini pada perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang masuk Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19, tidak mendapatkan insentif tambahan.

Sudah dibayar Rp 200 ribu per bulan sebagai honorer, tidak ada tambahan pendapatan.

"Apa mungkin insentif untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya hanya untuk yang berhadapan langsung dengan pasien Corona ya? Kami yang di perbatasan, RSUD, puskesmas tidak masuk itungan," keluhnya.

Hal sama diungkapkan Ani Andriani, perawat di Puskesmas Cijeungjing. Ani yang kebetulan lulus PPPK sampai saat ini juga hanya terima honor Rp 250 ribu per bulan.

Dia tidak mendapatkan insentif tambahan apa-apa meski masuk dalam Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19.

"Enggak ada insensif tambahan seperti yang kami lihat di TV. Kata presiden kan dikasih insentif tambahan ya. Mungkin kami enggak masuk kriteria," ucapnya.

Ani menyebutkan, saat ini seluruh perawat non-PNS berharap agar pemerintah bisa mengangkat mereka menjadi ASN.

"Doa kami setiap hari hanya itu. Semoga bisa diangkat jadi ASN secepatnya," sergahnya.

Sedangkan Asep yang usianya parubaya ini juga berdoa agar presiden tergerak hatinya.

"Mudah-mudahan usai Corona, presiden segera memberikan kami hadiah berupa status ASN. Saya sudah 50 tahun, hanya beberapa tahun lagi bisa menikmati gaji ASN. Semoga Allah menggerakkan hati Presiden Joko Widodo," tutupnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler