jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Arief Poyuono menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) ketakutan membuka transparansi sistem informasi partai politik (SIPOL).
Dia juga menyebutkan ada tekanan yang kuat dan menakutkan bagi KPU.
BACA JUGA: Pimpinan KPU Sebut Hasil Pilpres Tak Logis, Presiden Marah Besar, Parah!
Menurut dia, tekanan dan ketakutan ini akan membahayakan proses pemilu dan akan mengancam stabilitas negara dan proses politik pada masa depan.
"Saatnya proses pemilu dihentikan sampai terbentuk KPU yang independen dan kredibel," ujar Arief Poyuono dalam keterangannya, Jumat (9/12).
BACA JUGA: Pelaksanaan Pemilu 2024 di Depan Mata, Jokowi Beri 5 Arahan kepada KPU, Apa Itu?
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menyoroti kehadiran Partai Prima yang melakukan aksi demonstrasi di depan kantor KPU.
"Siapa yang menekan KPU? Pada tahap yang paling awal ialah kehadiran Partai Prima memang mengancam suara pemilih partai-partai besar yang mengeklaim nasionalisme, gagal membuktikan komitmennya," lanjut dia.
BACA JUGA: Soal Putusan MK tentang Koruptor Maju Jadi Caleg, Junimart PDIP: KPU Jangan Ragu
"Partai Prima ditakuti akan menggerus suara rakyat dalam legislatif, apalagi rakyat berkali-kali dibuat kecewa oleh wakil-wakilnya di DPR," ujar Arief.
Ketua umum FSP BUMN Bersatu itu juga menyebutkan ketakutan KPU menunjukkan lembaga penyelenggara pemilu sudah tidak independen sejak awal dan rela mengorbankan rakyat yang mencari partai alternatif.
"Bagaimana rakyat bisa percaya pada lembaga penyelenggara pemilu kalau sejak awal sudah ketakutan dan tidak jujur. KPU sudah tidak kredibel dan tidak independen dalam proses pemilu berikutnya," tegas dia.
Kalau proses itu dilanjutkan, ujar Arief, maka semua partai pasti jadi sasaran kecurangan KPU dan rakyat yang akan dirugikan.
Pasalnya, hasil perhitungan suara KPU tidak legitimate dan kehilangan kepercayaan rakyat.
"Sehingga legislatif dan eksekutif yang terpilih menjadi sangat lemah. Stabilitas terancam, investor kabur. Keamanan NKRI terganggu dan perpecahan bisa menjurus disintegrasi," paparnya.
Dia juga mengaku pernah mendengar soal para komisioner KPU sebenarnya sudah sepakat menjalankan putusan Bawaslu RI untuk meloloskan Partai Prima.
"Namun, saya dengar para komisioner KPU ditelepon oleh seorang petinggi partai besar ditekan agar Prima jangan diloloskan," pungkas Arief. (mcr8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Semua KPU di Riau Buka Rekrutmen Calon PPK Pemilu 2024
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Kenny Kurnia Putra