jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengkritik aksi polisi melucuti baju warga Rempang Batam, Kepulauan Riau yang beberapa waktu lalu berdemonstrasi menolak relokasi kampung mereka demi kepentingan investasi asing.
"Memaksa demonstran melepas pakaian mereka seolah sudah menjadi kelaziman yang sah-sah saja dilakukan oleh polisi," ujar Reza Indragiri melalui layanan pesan kepada JPNN.com, Kamis (21/9).
BACA JUGA: Polisi Buru Penyebar Hoaks UAS Ditangkap Terkait Rempang
Pendapat itu disampaikan Reza setelah melihat sejumlah video yang memperlihatkan para peserta unjuk rasa di Rempang tak mengenakan baju.
Ada pula video viral yang merekam detik-detik tokoh masyarakat Pulau Rempang, Datok Iswandi alias Bang Long melawan polisi yang ingin membuka paksa bajunya.
BACA JUGA: Sikap Tegas Ulama NU soal Konflik di Rempang, Setop Kekerasan
"Hanya Bang Long yang bersikukuh melawan, tak membiarkan aparat melucuti bajunya," ucap sarjana psikologi dari UGM itu.
Pakar yang pernah mengajar di Sekola?h Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) ini pun mempertanyakan apa sesungguhnya yang polisi tuju ketika memaksa warga pemrotes itu tak berbaju?
BACA JUGA: Cerita Dahlan Iskan dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung PP, Apa Bedanya dengan di Tiongkok?
Sebagaimana alasan umumnya, Reza menduga aksi itu dilakukan polisi, mungkin karena warga diduga menyembunyikan barang berbahaya, membawa senjata, atau menyimpan barang bukti kejahatan di balik baju mereka.
Andaipun itu alasannya, kata Reza, maka polisi tetap sepatutnya paham bahwa sebagaimana praktik di sekian banyak negara, begitu pemeriksaan (strip search) selesai dilakukan, selekas mungkin warga disilakan kembali mengenakan baju mereka.
Reza mengatakan sengaja berlama-lama membiarkan warga tanpa baju, apalagi dilakukan di ruang terbuka dan disaksikan lawan jenis pula, itu dapat dipandang sebagai perlakuan yang mempermalukan dan menjatuhkan kehormatan warga.
"Itu terkategori sebagai bentuk intimidasi atau pun pelecehan terhadap warga," ujar penyandang gelar MCrim dari University of Melbourne Australia itu.
Dia lantas menilai p?rosedur seperti di Australia sudah semestinya diterapkan di Rempang. Yakni, sebelum polisi melakukan strip search, tanyalah nama personel Polri dimaksud serta satuan wilayah kerjanya.
Polisi pun menurutnya harus memberikan jawaban. Kalau polisinya menolak, maka warga pun wajar menolaknya karena strip search menjadi tidak jelas apa alasan dan tujuannya.
"Melucuti baju warga dapat berefek traumatis. Perlakuan semacam itu bersifat invasif, mempermalukan, dan menyakitkan. Itu saya sikapi sebagai police misconduct, ?bahkan abuse of power. Polisi yang melakukannya harus dimintai pertanggungjawaban," tutur Reza.
Dia menyaranka?n supaya Polri memiliki transparansi dan akuntabilitas lebih guna memastikan strip search dilakukan benar-benar dilakukan secara terukur dan tidak menjadi perlakuan tak manusiawi terhadap masyarakat.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam