jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan sikap tegas soal konflik agraria antara pemerintah dengan masyarakat di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
PBNU meminta agar praktik kekerasan yang terjadi di Pulau Rempang akibat konflik agraria terkait proyek Rempang Eco City itu harus dihentikan.
BACA JUGA: Pernyataan Bahlil soal Rempang Eco City: Ini Kami Mau Merebut Investasi
Sikap itu merupakan hasil rekomendasi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU yang digelar PBNU di Jakarta.
BACA JUGA: Kasus Rempang, LBH Pelita Umat: Demi Investasi, Rakyat dan Tanah Melayu Dikorbankan
"Penggunaan pendekatan keamanan dan kekerasan dalam sengketa tanah rakyat haruslah dihentikan," kata Ketua Komisi Rekomendasi Munas Alim Ulama NU, Ulil Abshar Abdalla dalam konferensi pers hasil Munas Konbes NU di Jakarta, Selasa (19/9).
Ulil menyebut pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi tidak boleh dicapai dengan melanggar hak-hak rakyat kecil. Pembangunan seharusnya hanya sarana untuk kemaslahatan manusia.
BACA JUGA: Fakta-Fakta Seputar Selebgram Nur Utami, Tersangka Pencucian Uang Narkoba, Hmmm
PBNU pun mendorong semua pihak terkait untuk menahan diri dan saling memperkuat musyawarah demi mencapai mufakat tanpa adanya hak-hak yang dicederai.
"Sehingga kepentingan investasi pada akhirnya tidak mengorbankan rakyat kecil," ucapnya.
Dia pun mengajak masyarakat Rempang untuk bersabar dan berdoa kepada Sang Pencipta agar bisa dicapai solusi terbaik dan membawa kemaslahatan bagi semua pihak.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara tegas meminta aparat keamanan tidak bertindak represif kepada masyarakat, khususnya berkaitan dengan proyek strategis nasional (PSN).
"Ini selalu saya ingatkan, jangan malah menggunakan pendekatan-pendekatan yang represif kepada masyarakat," kata Jokowi.
Presiden mengatakan semua persoalan sejatinya dapat ditemukan solusi apabila sudah dibawa dalam rapat.
"Biasanya kita itu kalau sudah ada masalah, dengan menteri-menteri, dengan Kapolri, dengan Panglima, rapatkan, sudah ketemu, selesai masalah. Ketemu solusinya setiap masalah," kata Presiden Jokowi.(antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam