Soroti soal Isu Nikel di Indonesia, Pegiat Lingkungan Beri Catatan Ini

Sabtu, 02 Maret 2024 – 20:00 WIB
Perkumpulan Telapak menyelenggarakan acara bincang-bincang bertajuk “Talkshow Nikel: Peluang atau Petaka?" di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - NGO lingkungan hidup, Perkumpulan Telapak menggali dilema terkait nikel di Indonesia yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat.

Perkumpulan Telapak menyelenggarakan acara bincang-bincang bertajuk “Talkshow Nikel: Peluang atau Petaka?" di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

BACA JUGA: Menangkan 2 Blok Tambang Nikel Baru, Antam Persiapkan Hal Ini

Acara ini menyoroti peran penting nikel dalam lanskap sosio-ekonomi Indonesia dan potensi dampak buruknya terhadap lingkungan jika tidak ditanggulangi. 

Pada momen tersebut, Perkumpulan Telapak menampilkan video dokumenter kunjungan lapangan lokasi pertambangan, terkhusus PT. Trimegah Bangun Persada. 

BACA JUGA: Nasdem: Investor China Siap Dukung Hilirisasi Nikel Indonesia, Apa Kabar Perusahaan Lokal?

Video tersebut memberikan gambaran mendalam mengenai realitas operasional penambangan nikel yang tidak semuanya buruk. 

Melalui visualisasi tersebut, Perkumpulan Telapak berupaya menjembatani kesenjangan antara wacana dan kenyataan di lapangan.

Koordinator Media Site Visit Telapak, Muhammad Djufryhard meyakini pemahaman komprehensif mengenai industri nikel sangat penting.

"Acara ini menyampaikan fakta di lapangan, dimana PT. TBP sudah punya upaya bagus menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat. Tidak ada pembuangan limbah ke laut, beberapa kelompok masyarakat desa juga sudah dilibatkan dalam aktivitas ekonomi, sekarang tinggal ditingkatkan dan diperluas upaya bagusnya,” kata Muhammad Djufryhard.

Tak hanya pemutaran video, Perkumpulan Telapak juga memaparkan hasil studi sosial komprehensifnya. 

Kajian tersebut mengungkapkan bahwa sejauh ini perusahaan sudah melakukan berbagai upaya guna menanggulangi dampak kerusakan dan tetap memberdayakan masyarakat sekitar. 

Di sisi lain, organisasi pegiat lingkungan, WALHI menyoroti PT. Trimegah Bangun Persada agar tetap memperhatikan potensi dampak kerusakan lingkungan yang mungkin timbul.

Menurutnya, Pulau Obi saat ini sudah dikelilingi oleh 19 tambang nikel. Menyadari fakta tersebut, kerusakan lingkungan kemungkinan tak terhindarkan. 

"Perlu adanya perubahan paradigma kebijakan secara menyeluruh yang mengarah pada proteksi lingkungan dan masyarakat lingkar tambang. Upaya Telapak perlu diapresiasi, tinggal bagaimana cara mengawalnya secara menyeluruh,” ujar Fanny Tri Jambore, Manajer Kampanye Tambang & Energi WALHI. (mcr31/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler