Soroti Wacana Penundaan Pemilu, Pengamat Sebut Ada Agenda Bohir dan Cukong

Senin, 28 Februari 2022 – 04:57 WIB
Pangi Syarwi Chaniago. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut wacana penundaan pemilu merupakan agenda bohir dan cukong politik.

"Khawatirnya, cukong dan bohir ini merasa diuntungkan selama Jokowi menjabat," kata Pangi kepada JPNN.com, Minggu (27/2).

BACA JUGA: Pangi: Ini Sama Saja Menampar Wajah Presiden Jokowi

Diketahui, usulan penudaan Pemilu 2024 ini disampaikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Kemudian usulan itu mendapatkan dukungan dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

BACA JUGA: Rizal Ramli Merespons Usulan Tunda Pemilu 2024, Menohok

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Counsulting itu juga menduga elektabilitas beberapa tokoh tersebut masih rendah sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk meningkatkan elektabilitas.

"Yang minta menunda pemilu berarti bukan tokoh demokrasi. Tidak ada alasan menunda pemilu, apalagi karena alasan pandemi. Alasan tingkat kepuasaan setingi langit pun tidak memenuhi syarat menunda pilpres," tutur Pangi.

BACA JUGA: Ahmad Rofiq Sebut Usulan Gus Muhaimin Tunda Pemilu Tak Mungkin Terjadi

Dia menyebut pilkada serentak yang diselenggarakan pada Desember 2020 tetap dilaksanakan meski di tengah pandemi Covid-19.

"Saya menduga sedang ada pola desain secara sistematis dan masif untuk menambah masa jabatan presiden yang di dorong tokoh dari eksternal dan dari inner circle Jokowi yang lebih kurang 10 tahun happy dan menikmati kue kekuasaan dari presiden Jokowi," papar Pangi.

Jika opsi perpanjangan masa jabatan tidak bisa diwujudkan, lanjut dia, menunda pemilu menjadi agenda yang dipersiapkan.

"Statement Cak Imin menunda pemilu jelas tidak common sense dan merusak citra PKB yang terkesan mendukung kelompok oligarki yang melanggengkan kekuasaan menuju tangga otoriter," ucapnya.

Menurut Pangi, menunda pemilu dilakukan oleh politisi yang melawan akal sehat karena aturan bernegara dan berkonstitusi tidak bisa dipermainkan.

Dia meyakini kamu intelektual sangat mengecam jika pemilu benar-benar ditunda atau penambahan masa jabatan menjadi tiga periode.

"Hatii-hati rakyat memantau. Ini masalah yang sangat sensitif, jangan khianati konstitusi, tertib lah bernegara ini," seru Pangi Syarwi. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Friederich
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler