Sosok Ridwan Saidi di Mata Didik J Rachbini

Senin, 26 Desember 2022 – 10:48 WIB
Budayawan Betawi Ridwan Saidi meninggal dunia. Foto: M. Fathra/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Mendiang Ridwan Saidi dikenang sebagai sosok budayawan, politisi, sejarawan, dan aktivis yang kritis tetapi santun dalam menyampaikan masukan kepada pemerintah.

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini mengenang budayawan Betawi Ridwan Saidi yang meninggal dunia pada Minggu pagi (25/12) setelah dirawat di RSPI Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.

BACA JUGA: Kenangan Anies Tentang Ridwan Saidi, Sahabat sang Kakek dan Topi Pemberian

"Orangnya egaliter, gaya bicaranya berintonasi kuat tetapi sangat humoris sambil mengejek apa dan siapa yang dikritiknya," kata Didik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Menurut Didik, Ridwan Saidi juga merupakan sosok yang vokal semasa menjadi wakil rakyat di Senayan.

BACA JUGA: Rezim Jokowi Disebut Lebih Baik dari Era SBY, Irwan Demokrat Ungkap Fakta Ini

Namun, kritik budayawan itu sebagai anggota DPR lebih lunak sehingga tidak pernah sedikit pun ada indikasi akan ditangkap oleh rezim masa itu.

Menurut Didik, ketika itu oposisi tidak begitu berarti di tengah kekuatan politik otoriter. Walakin, kritik-kritik yang dilontarkan memberi pelajaran bahwa dalam demokrasi harus ada suara lain yang berbeda dan mungkin bisa menjadi alternatif.

BACA JUGA: Umar Hasibuan Sentil Omongan Jenderal Dudung, PKB Bereaksi Tegas

"Simbol kritik yang menggema secara nasional itu ada pada figur Ridwan Saidi," lanjutnya.

Didik juga menilai Ridwan Saidi tidak pernah menyesal berada di luar lingkaran kekuasaan karena sikap kritisnya.

Budayawan Betawi tersebut adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) lulusan Universitas Indonesia yang ditempa sejarah aktivisme sangat panjang.

Hal itu terjadi bersamaan dengan perubahan besar di Indonesia. Dari Orde Lama, kudeta Partai Komunis Indonesia (PKI), Orde Baru, masa transisi kejatuhan Orde Baru hingga masa demokrasi bebas saat ini.

Didik menilai hampir dua dekade pascareformasi, demokrasi mengalami kemunduran dan Ridwan Saidi bersuara di publik agar pemerintah tidak main tangkap terhadap lawan politiknya.

"Figur seperti Ridwan Saidi diperlukan untuk menjaga demokrasi agar tidak tergelincir mengarah ke otoriter," ucapnya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler