Sowan ke Al Falah Ploso, PDIP Diskusi soal Islam-Nasionalis

Jumat, 08 September 2017 – 09:43 WIB
Pengasuh Ponpes Al Falah di Ploso, KH Zainudin Jazuli (tengah) bersilaturahmi dengan Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah dan rombongan. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, KEDIRI - Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah sowan ke kediaman KH Zainudin Jazuli, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah di Ploso, Kediri, Kamis (7/9) malam.

Di sana, Basarah beserta rombongan berdiskusi dengan KH Zainuddin tentang pentingnya sinergi Islam-Nasionalis, khususnya PDI Perjuangan dan nahdiyin dalam kebersamaan membangun bangsa dan menjaga ideologi dari rongrongan pihak yang belakangan mulai mengusik Pancasila sebagai dasar negara.

BACA JUGA: Sowan ke Kiai Lirboyo, Wasekjen PDIP Disodori Nama Gus Ipul

Selain itu juga dibahas agenda politik Pilkada Serentak 2018, khususnya Pilgub Jawa Timur. Basarah yang ditugaskan khusus oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk sowan ke sejumlah kiai sepuh NU di Jatim, didampingi Sekjen Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi PDI Perjuangan) Falah Amru dan Ketua DPP Bamusi Nu'man Bashori, serta Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi, dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono.

Sementara KH Zainuddin didampingi sejumlah keluarga besarnya di Ponpes Al Falah. Sebelum ke Ponpes Al Falah, Basarah juga sudah sowan ke sejumlah Kiai NU di Ponpes Lirboso, pimpinan KH Anwar Manshur.

BACA JUGA: Abdullah Azwar Anas: Saya Serahkan Semuanya ke Bu Mega

"Baru kali ini ada kunjungan ke sini. Ini kunjungan besar dan penting sekali karena bicara soal hubungan nasionalis dan Islam," kata Kiai Zainuddin Jazuli.

Dia mengatakan, dalam segala hal di Indonesia khususnya di mana kemerdekaan juga merupakan hasil dari kerja sama kaum kebangsaan dan golongan agama, maka ketika ada kebersamaan akan membuahkan hal yang luar biasa. Terlebih ketika hubungan dan sinergi itu terjadi antara nasionalis dan NU atau dalam hal ini PDI Perjuangan dan Nahdliyin.

BACA JUGA: Jelang Pilgub Jatim, Wasekjen PDIP Bakal Sowan ke Kiai Sepuh

"Marhaen dan Nahdliyin kalau bersama sama pasti adem. Itu keinginan banyak orang sudah dari dulu," ujarnya.

Terkait dengan ancaman ideologi, KH Zainuddin juga menyampaikan apresiasinya karena PDI Perjuangan dan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang bisa dijadikan payung hukum untuk menindak setiap upaya perongrongan terhadap ideologi bangsa.

Dan sekarang ini, di momentum Pilkada Jawa Timur dimana PDI Perjuangan punya keinginan kuat untuk bersama-sama dengan NU, maka itu menjadi hal yang sangat menggembirakan.

"Sekarang mudah-mudahan kelakon (terlaksana), kami sudah minta Gus Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) untuk mencalonkan Gus Ipul (Saifullah Yusuf). Apalagi ketika PDI Perjuangan juga bisa menyetujui calon yang diusung NU," tuturnya.

Sementara itu, Basarah menyampaikan bahwa selain untuk meminta masukan, pertimbangan, dan aspirasi soal Pilkada Jatim, hal penting yang ditekankan adalah soal bagaimana menyikapi ancaman ideologi yang belakangan ini mulai muncul.

"Kami meyakini, dengan beriringan antara Nasionalis-Islam, antara PDI Perjuangan dan Nahdliyin, dengan bahu-membahu upaya-upaya yang mengancam ideologi bangsa akan mampu diatasi dengan baik ," ungkap Basarah.

Pesan penting lain yang juga disampaikan Basarah dalam pertemuan itu yakni soal masih terus dilakukannya propaganda dan fitnah terhadap Bung Karno, PDI Perjuangan, dan juga terhadap Presiden Jokowi yang dikaitkan dengan PKI dan komunisme.

"Yang sebut Bung Karno komunis dan PDI Perjuangan komunis adalah pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Tuduhan itu tidak benar sama sekali, fitnah yang amat keji. Mohon para Kiai NU juga membantu untuk meluruskan, kami mohon pak kiai jangan diam saja kalau Bung Karno dibilang komunis karena Bung Karno sejatinya adalah seorang santri," kata Basarah.

Setelah sowan ke Kiai Zainuddin, Basarah dan rombongan langsung menuju makam KH Chamim Jazuli (Gus Miek). Ulama kharismatik yang merupakan adik dari KH Zainuddin Jazuli semasa hidupnya dikenal sebagai kiai nyeleneh dan dianggap sebagai salah satu Wali Allah. Saat ziarah ke makam Gus Miek, doa dipimpin langsung putra KH Zainuddin Jazuli, Gus Toif.

"Ziarah ke makam Wali Allah dan makam para kiai ini bagian dari doa dan mengharapkan barokah. Gus Miek salah satu Wali Allah, maka sangat penting kita harapkan barokahnya," kata Gus Falah Amru.

Peninggalan ngaji Gus Miek yakni Semakan Alquran dulu diikuti ribuan santri. Dan saat ini ngaji itu masih dilanjutkan putranya, dan juga masih diikuti ribuan santri. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen PDIP Pacu Spirit Nasionalisme Warga Sulut dengan Vide


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler