jpnn.com, JAKARTA - Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal menyoal peralihan operator Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) kepada Multi Tally Indonesia (MTI). Pasalnya, vendor tersebut diketahui tidak memiliki operator RTGC.
Ketua Umum SP JICT Nova Sofyan Hakim mengatakan, pihak vendor baru melakukan perekrutan operator sebulan terakhir. Ini membuat kesiapan mereka mengoperasikan RTGC dipertanyakan.
BACA JUGA: Apa Kabar JICT Pascamogok Massal? Begini Kata Gunta Prabawa
"Perekrutan dilakukan tergesa-gesa, sehingga cenderung tidak berkualitas," kata Nova, Senin (11/12).
Padahal, lanjut dia, kualitas operator berpengaruh besar terhadap aspek keamanan pekerja pelabuhan. Jika operator RTGC yang tidak mempunyai pengalaman dan kemampuan dipaksakan bekerja, hal ini akan berpotensi terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal.
BACA JUGA: TPK Koja Komitmen Jaga Kelancaran Arus Barang di Pelabuhan Tj Priok
Sementara, lanjut dia, pihak MTI justru mewawancara calon operator yang sama sekali tidak pernah mengoperasikan RTGC. Para calon operator itu antara lain berlatar belakang pegawai minimarket, penjaga gudang, pegawai pintu tol, konsultan perusahaan asing dan asisten operator alat forklift.
"Inilah yang harus dipertanyakan bagaimana para operator yang direkrut bisa mendapatkan surat izin operator alat RTGC," pungkas Nova.
BACA JUGA: Berhasil Atasi Mogok Pekerja Serikat Pekerja, Kadin Apresiasi JICT
Lebih lanjut dia mengingatkan, dalam waktu kurang dari 17 bulan terakhir, telah terjadi sejumlah kecelakaan maut di JICT. Total empat pekerja kehilangan nyawa akibat kecelakaan-kecelakaan tersebut. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berhenti Mogok Kerja, SP JICT Sudah Kehilangan Dukungan?
Redaktur & Reporter : Adil