Spekulasi soal Terorisme Berpotensi Mengganggu Kerja Densus 88

Senin, 13 September 2021 – 21:43 WIB
Ilustrasi anggota Densus 88 Antiteror menangkap tersangka teroris JI di Bekasi dan Jakarta, Jumat (10/9/2021). Foto: ANTARA/HO

jpnn.com, JAKARTA - Penangkapan Abu Rusydan oleh Densus 88-AT Mabes Polri merupakan langkah maju untuk menyasar jajaran top elit Jamaah Islamiyah. Kali ini Densus 88 melakukan penangkapan terhadap empat anggota Dewan syuro JI, termasuk Abu Rusydan.

Peran AR sendiri sangat penting dalam tubuh Jamaah Islamiyah. Dia adalah orang yang paling berpengaruh dalam proses metamorfosis JI dari era Para Wijayanto hingga saat ini.

BACA JUGA: Densus 88 Juga Awasi Pergerakan Kelompok ini Selain Jemaah Islamiyah

Abu Rusydan tercatat banyak menyalurkan pemikirannya bagi JI, terutama dalam menghadapi berbagai situasi sosial dan politik di Indonesia yang dinamis.

Jamaah Islamiyah adalah salah satu organisasi teror terlarang yang hingga saat ini bergerak rapi dengan pola pendanaan, rekrutmen dan program yang sistematis. Densus sejak lama mencium gerakan Jamaah Islamiyah ini.

BACA JUGA: Info Terkini soal AR, Tersangka Teroris yang Disikat Densus 88, Oh Ternyata

Dua hal paling krusial, yakni pendanaan dan regenerasi, berusaha diurai dan dipatahkan dengan beberapa penangkapan dalam satu tahun terakhir.

“Sayangnya, beberapa orang yang mengaku pengamat terorisme masih saja mengeluarkan asumsi-asumsi yang tidak konstruktif,” kata direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, di Jakarta Senin (13/9).

BACA JUGA: Densus 88 Bergerak ke Depok, Terduga Teroris Ditangkap, Pernah Terlibat Bom Bali

Pernyataan Islah ini menyikapi apa yang dikatakan oleh Ridlwan Habib, pengamat terorisme Universitas Indonesia yang menganggap penangkapan Abu Rusydan bisa memicu aksi balasan dari Jamaah Islamiyah.

Menurut Ridlwan, Abu Rusydan adalah figur yang sangat terkenal di kelompoknya dan banyak memiliki pengikut secara online, yang selama ini bisa memicu lone wolf.

“Pernyataan seperti ini bisa mengganggu produktivitas dan efektivitas kerja Densus 88, selain juga bisa menimbulkan efek ketakutan di tengah masyarakat,” kata Islah.

Persoalan ideologi teror seringkali melekat dengan momentum yang diinisiasi oleh seruan maupun pernyataan orang lain. Pernyataan pengamat yang menimbulkan rasa takut seperti ini, terbukti disambut oleh Menteri Luar Negeri Jepang dengan seruan agar warga menjauh dari tempat ibadah dan fasilitas gedung yang identik dengan Barat karena adanya ancaman bom bunuh diri.

“Lebih baik jika tidak memiliki fakta eskalasi ancaman teror yang potensial, lebih baik tidak mengeluarkan pernyataan dan asumsi sembarangan, karena dampak buruknya bagi masyarakat akan sangat terasa, terlebih pada saat pandemi seperti sekarang,” tutur dia.

Dalam pernyataan terpisah, Kabag Ban Ops Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan bahwa semua tindakan Densus 88 selalu menempatkan keamanan publik sebagai prioritas utama.

Bekerjasama dengan semua komunitas masyarakat, Densus 88 secara terus menerus melakukan peninjauan operasi dan perencanaan kontijensinya. Densus 88 juga senantiasa bekerjasama dengan lembaga pusat dan daerah, layanan darurat dan lembaga terkait lainnya.

“Densus 88 tidak pernah berhenti bergerak, baik dalam pencegahan maupun penindakan,” kata Aswin menutup pernyataannya. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler