jpnn.com - SEMARANG - Pembunuhan menggemparkan Kampung Batik Tengah Semarang, Minggu (3/8). Seorang wanita cantik, Sales Promotion Girl (SPG) dibunuh sales obat herbal. Lehernya ditusuk dua kali. Mayatnya dibiarkan terkapar mandi darah di dalam kamarnya.
Korban diketahui bernama Fatma Sari Wijaya (18). SPG malang tersebut ditemukan tewas berlumuran darah di dalam kamar rumahnya yang berada di Kampung Batik Tengah RT 04 RW 02, Rejomulyo, Semarang Timur, Minggu (3/8) siang pukul 14.00.
BACA JUGA: Ditabrak Korban, 2 Penjambret Nyaris Dibakar Massa
Saat ditemukan, wanita tersebut dalam kondisi berpakaian kerja dengan posisi terlentang. Dua luka tusuk berada di leher sebelah kanan.
Orang yang pertama kali menemukan korban adalah sang ibu, Oeik Hok Jhon (52). Saat itu, Hok Jhon baru saja pulang ke rumah nomor 489 usai bekerja di sebuah warung makan daerah Widosari, Semarang Tengah.
BACA JUGA: Kesal Pacarnya Digoda, Keroyok Juru Parkir Hingga Tewas
Saat sampai rumah mendapati pintu rumah tertutup. Namun pintu tidak terkunci. Ia kemudian masuk tanpa curiga karena sang anak memang ada di rumah saat ia berangkat kerja pagi pukul 08.00.
"Langsung masuk karena Fatma waktu saya tinggal kerja masih di kamar. Saya pikir ia juga masih di rumah," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.
BACA JUGA: Ditinggal 5 Menit, Kamar Indekos Disatroni Maling
Sampai di dalam rumah, tepatnya di depan kamar korban, Hok Jhon dikejutkan oleh sesosok wanita terlentang. Ia pun mendekat dan semakin terkejut saat mendapati orang itu adalah anak semata wayangnya.
"Dia (Fatma. red) terlentang di lantai dengan tubuh penuh darah. Pas saya lihat ada luka tusukan di leher kanan," terangnya sambil terisak.
Mendapati putrinya penuh darah, Hok Jhon kemudian berusaha membersihkan darah di wajah Fatma. Ia mengambil air di kamar mandi langsung membasuh wajah Fatma.
"Saya panik, tapi berusaha menguatkan diri dan membasuh wajah Fatma yang tertutup darah. Tapi saya tidak kuat berlama-lama melihatnya meninggal dengan cara seperti itu," lanjutnya.
Di dalam kepanikannya, Hok Jhon pun keluar rumah untuk mencari pertolongan. Ia mendatangi penjual angkringan di depan gang rumah untuk membantunya. "Sekitar rumah sepi. Saya lari ke penjual angkringan untuk membantu mengangkat Fatma dan dibawa ke rumah sakit, tapi itu tidak jadi dilakukan," tuturnya.
Warga sekitar pun bingung siapa pelakunya. Sebab sebelum Fatma ditemukan tewas, warga tidak melihat seorangpun yang masuk ke rumh korban. Warga juga tidak mendegar ada keributan. "Tadi sepi, tidak lihat ada orang masuk kecuali ibunya," ungkap Kris (39), tetangga korban.
Ditambahkannya, keluarga Hok Jhon memang baru tiga bulan mengontrak di rumah tersebut. Hanya tinggal berdua. "Baru tiga bulan di sini. Kami juga tidak tahu sebelumnya tinggal di mana," sambungnya.
Informasi yang dihimpun Jateng Pos (Grup JPNN) dari kerabat korban, Christiandi, menyebutkan jika sebelumnya korban dan ibunya tinggal di daerah Kanalsari. Ia juga mengatakan jika selama pindah di Kampung Batik, jarang ada teman korban yang datang main ke rumah.
"Dulu waktu di Kanalsari temannya sering main ke rumah. Tapi selama di tempat baru setahu saya jarang ada yang main," ungkapnya.
Pelaku Tertangkap
Kejadian nahas yang menimpa Fatma pun langsung dilaporkan pihak keluarga dibantu warga sekitar ke Polsek Gayamsari. Kemudian laporan tersebut dilanjutkan ke Polrestabes Semarang. Menerima laporan tersebut, pihak kepolisian langsung terjun ke lokasi kejadian. Unit olah kejadian perkara Polrestabes Semarang pun langsung menggelar olah TKP.
Anggota Reskrim Polsek Gayamsari langsung meminta keterangan warga dan langsung bergerak melakukan pengejaran terhadap pelaku. Pengejaran pun berbuah manis saat petugas menerima informasi terkait keberadaan pelaku.
Tanpa menunggu lama, petugas Reskrim yang dipimpin oleh Kanit Reskrim Gayamsari, AKP Suharto, langsung menyergap pelaku. Namun pelaku sempat melawan hingga akhirnya ditembak.
Pelaku diketahui bernama Dede Sahrial (23), warga asal Pematang Sintar Sumatra Utara. Ia seorang sales produk obat herbal.
"Pelaku kami tangkap saat hendak berobat di RSUD Ketileng. Saat ini masih kami mintai keterangan," kata Kapolsek Gayamsari, Kompol Juara Silalahi.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, pelaku mengaku membunuh korban karena jengkel. Saat pelaku menawarkan obat herbal kepada korban, dituduh penipu.
"Datang (pelaku.red) ke rumah korban sekitar pukul 11.00 untuk menawarkan obat. Sempat melakukan cek kesehatan juga kepada korban," papar Juara.
Korban tertarik dan menerima penawaran cek kesehatan yang dikira gratis. Tapi ternyata pelaku meminta bayaran. Untuk itulah korban menuduh pelaku sebagai penipu.
"Sempat cek-cok dan terjadi saling dorong. Pelaku yang emosi juga sempat memukul korban," terangnya.
Mendapat perlakuan tersebut, lanjut Juara, korbn pun melakukan perlawanan. Korban lari ke kamar mengambil gunting untuk melawan hingga melukai tangan pelaku. Namun pelaku merebut gunting tersebut untuk menusuki leher korban.
"Pelaku mengejarnya sampai kamar. Setelah terluka, pelaku semakin geram merebut gunting dan menghabisi nyawa korban dengan gunting itu. Pelaku juga memukulnya berulang kali, lalu pergi meninggalkan lokasi," jelasnya.
Barang bukti yang diamankan petugas berupa gunting yang digunakan menghabisi nyawa korban. Gunting ditemukan di dalam rumah korban. Jenazah korban kini berada di RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi. (har)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pergi Karaoke, Adik Robby Tewas
Redaktur : Tim Redaksi