Sri Mulyani Kurang Pede Dengan Partai SRI

Jumat, 05 Agustus 2011 – 04:54 WIB
Pamflet Partai SRI. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

JAKARTA - Gerakan untuk menokohkan sekaligus mendorong tampilnya Sri Mulyani Indrawati sebagai capres 2014 telah mencapai puncaknya dengan pendirian Partai Serikat Rakyat Independen (SRI)Namun, Sri Mulyani yang tengah mengabdi sebagai Direktur Operasional di Bank Dunia, Washington DC, Amerika Serikat, sampai sekarang, belum memberikan respon apa-apa.

Ini tidak terlalu mengejutkan

BACA JUGA: Kasus Century Lebih Penting Ketimbang Lengserkan Marzuki

Ketika para pendukungnya mulai menggagas srimulyani.net yang lalu berkembang menjadi Solidaritas Masyarakat Indonesia untuk Keadilan (SMI Keadilan), Sri Mulyani juga tidak muncul
Padahal, ketika itu, wacana pencapresan dirinya sudah muncul.

"Sri Mulyani memang terlihat masih wait and see," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, kemarin (4/8)

BACA JUGA: PAN Anggap Partai SRI Tak Istimewa

Ini terutama sekali terkait dengan kemunculan Partai SRI
Bagi Sri Mulyani, lanjut Burhan, partai berlogo tangan yang tengah menggenggam sapu lidi itu merupakan pertaruhan besar bagi masa depan politiknya.

Kalau Partai SRI gagal memaksimalkan perolehan suara dalam pemilu 2014 mendatang, dia menyebut, para elit politik akan melihatnya sebagai bukti kegagalan Sri Mulani dalam menarik simpati pemilih

BACA JUGA: Pelantikan Bupati Tapteng Diminta Ditunda

Makanya, dalam pendirian Partai SRI, Sri Mulyani tidak mau terlihat tampil di depanBahkan, untuk sekedar menyatakan member restu terhadap Partai SRI"Soalnya, Sri Mulyani sendiri tidak begitu yakin dengan potensi Partai SRI," jelas Burhan.

Burhan mengaku tidak begitu yakin Partai SRI mampu lolos verifikasi parpol baru di Kemenkum HAMTermasuk lolos menjadi salah satu kontestan pemilu 2014"Banyak pihak menduga, termasuk saya, Partai SRI ini berada di menara gading," katanya.

Karena itu, opsi alternatif, untuk menumpangkan Sri Mulyani lewat kendaraan partai politik lain mau tak mau harus disiapkanMenurut Burhan, dari ukuran atau size parpol, yang paling mungkin tinggal Partai Demokrat, PDIP, dan Partai Golkar"Partai yang lain kecil-kecil," ujar Burhan.

Meski begitu, PDIP kemungkinan besar akan sulit menerima sosok Sri Mulyani, karena platform ekonomi-politik yang cenderung bertolak belakangSelama ini, perspektif ekonomi-politik Sri Mulyani dituding bernuansa neolib dan terlalu pro ?asingGolkar, sambung Burhan, juga hampir mustahil bisa mencapreskan Sri Mulyani"Kasus century yang melibatkan Sri Mulyani masuk rekomendasi Munas Golkar untuk diselesaikan ketum terpilih," ingat Burhan.

Pintu terakhir yang masih terbuka adalah melalui Partai DemokratNamun, Burhan menilai Sri Mulyani dan koleganya ke Partai Demokrat masih belum melakukan pendekatan tingkat elit ke Partai DemokratYang terjadi justru banyak elit pendukung fanatik Sri Mulyani yang terlalu agresif memanfaatkan kisruh internal yang tengah menghantam Partai Demokrat.

Memang ketika Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang saat ini paling berpotensi tampil sebagai capres tersingkir, peluang Sri Mulyani untuk merebut tiket dari Partai Demokrat semakin besarTapi, manuver yang terlalu kasat mata, sindir Burhan, dapat menyulitkan Sri Mulyani sendiri untuk mendapatkan dukungan Partai Demokrat pada 2014.

"Para pendukung Sri Mulyani bertepuk tangan dengan riuh atas persoalan yang terjadi di Partai DemokratTentu itu bisa menimbulkan resistensiSeharusnya mereka jangan membuka front politik dengan siapapun," tandas Burhan.

Sementara itu, atas diusungnya Sri Mulyani sebagai salah satu capres mendatang oleh Partai SRI, Partai Persatuan Pembangunan ikut menyambut baikWakil Ketua Umum DPP PPP Lukman Hakim Saefuddin menyatakan, partainya terbuka untuk ikut mendukung mantan menteri keuangan tersebut

Sebagai partai Islam, menurut Lukman, PPP tetap tidak menutup diri dengan keberadaan capres perempuan"Ini bukan lagi wacana, kami sudah membuktikannya saat Ibu Megawati menjadi presiden menggantikan Abdurrahman Wahid, PPP menerima sepenuhnya," ujar Lukman

Dia mengakui, di internal PPP memang terdapat suara yang menolak keberadaan capres perempuan"Tapi, itu bukan arus utama, mainstream-nya kami tidak masalah," tandasnya.

Meski demikian, dia belum bisa memastikan, kalau salah satu pejabat di Bank Dunia itu akan ikut didukung partainyaDia menyatakan, proses politik masih akan terus berjalan hingga saat-saat terakhir nanti"Kita tunggu saja dulu sama-sama, bagaimana perkembangannya nanti," tandas Lukman(pri/dyn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Pilih Usung Hatta Sebagai Capres 2014


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler