jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pasang kuda-kuda untuk mempertahankan momentum perbaikan ekonomi.
Dia mengaku merancang cara agar pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 bisa terakselerasi pada triwulan III.
BACA JUGA: Tahan Euforia, Ekonom Beber Hal Mengerikan di Triwulan III 2021
“Strateginya adalah tetap mengakselerasi menggunakan semua resources yang sudah dialokasikan dalam PEN, sehingga diharapkan meningkatkan kemampuan ekonomi terutama pada triwulan III dan IV,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/8).
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyatakan berbagai insentif dunia usaha tetap diteruskan seperti kebijakan listrik, insentif abonemen minimal, dan insentif perpajakan yang diperpanjang sampai akhir tahun. Dia berharap hal itu bisa memberikan cash flow bagi sektor usaha.
BACA JUGA: Kabar Baik! BPS: Triwulan II 2021 Ekonomi Tumbuh 7,07 Persen
Selain itu, insentif yang langsung dinikmati oleh pengusaha di bidang perpajakan termasuk relaksasi PPnBM.
"Karena mampu memantik permintaan dan meningkatkan ketahanan sektor usaha," ucap Sri Mulyani.
BACA JUGA: Joss hingga 7,07 Persen, Ini Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021
Sri Mulyani menuturkan berbagai insentif perpajakan ini masuk dalam program insentif usaha yang sudah berjalan baik.
"Dari alokasi Rp 62,83 triliun terealisasi 77 persen atau Rp 48,3 triliun," beber dia.
Kemudian, jaminan modal kerja diharapkan bisa terakselerasi sehingga semakin meningkatkan kredit perbankan dan memantik penyehatan sektor-sektor korporasi.
Selain itu, pemerintah juga tetap akan melakukan penempatan dana pada perbankan untuk mendorong penyaluran kredit sekaligus menyerap peningkatan total penyaluran KUR tahun ini.
Insentif-insentif tersebut masuk dalam program dukungan UMKM dan korporasi yang memiliki anggaran Rp 161,2 triliun dan baru terealisasi Rp 52,4 triliun atau 32,3 persen.
Program prioritas pun akan terus diakselerasi, karena akan meningkatkan kinerja sektor seperti pariwisata, ketahanan pangan, ICP, dan berbagai kegiatan padat karya.
Program prioritas yang memiliki alokasi Rp 117,94 triliun baru terealisasi Rp 47,3 triliun atau 40 persen sehingga akan dieksekusi pada triwulan III dan IV.
"Diharapkan menciptakan multiplier effect serta menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi," kata dia.
Sri Mulyani menyebut untuk program perlindungan sosial yang saat ini terealisasi baru 49 persen.
"Dari Rp 187,84 triliun baru tersalurkan Rp 91 triliun dan akan turut diakselerasi," ucap Sri Mulyani.
Terakhir, Sri Mulyani pun meminta belanja di daerah dapat terakselerasi karena pada triwulan I dan II belanja daerah baik melalui TKDD dan APBD masih terkontraksi 6,8 persen.
Dia menambahkan pemerintah pusat telah melakukan belanja hingga tumbuhnya mencapai 19,1 persen bahkan belanja K/L tumbuh 28 persen.
“Kalau APBD dan TKDD bisa dikejar pada triwulan III dan IV maka kita bisa berharap ini akan mendukung pemulihan ekonomi terutama di daerah,” tegas Sri Mulyani. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia