Tahan Euforia, Ekonom Beber Hal Mengerikan di Triwulan III 2021

Kamis, 05 Agustus 2021 – 16:50 WIB
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati terkait pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati terkait pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021.

Pasalnya, pemulihan ekonomi pada triwulan II 2021 bersifat semu.

BACA JUGA: Kabar Baik! BPS: Triwulan II 2021 Ekonomi Tumbuh 7,07 Persen

"Jangan keburu senang dulu," ujar Bhima kepada JPNN.com, Kamis (5/8).

Bhima mengakui jika Indonesia berhasil keluar dari resesi pada triwulan II 2021. Kendati demikian, ada hal yang lebih besar pada triwulan III 2021.

BACA JUGA: Joss hingga 7,07 Persen, Ini Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021

"Proyeksinya pertumbuhan ekonomi kembali minus di kuartal ke III 2021 karena adanya lonjakan kasus Covid-19 dan PPKM Level 4," tegas Bhima.

Dia mengingatkan pemerintah untuk fokus mengantisipasi anjloknya perekonomian pada triwulan III dan IV, sehingga selamat dari resesi dan tumbuh positif satu tahun penuh.

BACA JUGA: Ngeri! Prof Bambang Buka-bukaan soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Ada Kata Kutukan

"Bisa minus 1-2 persen yoy," ucap Bhima.

Menurut Bhima, wajar pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 mencapai 7,07 persen. Pasalnya, pada tahun lalu pertumbuhan ekonomi -5,3 persen.

"Ada sedikit pemulihan saja langsung positif tinggi. Ini disebut low base effect. Kuartal ke II masih belum ada PPKM darurat, mobilitasnya lebih bagus dari kuartal ke III," ujar Bhima.

Bhima membeberkan indikator pertumbuhan bersifat semu ialah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik menjadi 107,4 yang menunjukkan masyarakat mulai optimis berbelanja.

Waktu itu mobilitas sudah mulai tinggi, meski belum seperti prapandemi. Masyarakat juga terbantu dengan adanya THR dibayar penuh, berbeda dengan tahun sebelumnya yang bisa dicicil. THR berperan penting mendorong masyarakat belanja.

"Daya beli sempat pulih," kata dia.

Kemudian, indikator lain lanjut dia, sektor industri manufaktur juga bagus ya pemulihan di kuartal ke II, PMI manufaktur sempat 53 atau ada diatas angka 50 yang menandakan industri mulai ekspansi lagi.

"Dari sisi ekspor dan investasi mulai rebound. Kinerja ekspor tertolong harga komoditas pertambangan dan perkebunan yang tinggi," beber Bhima.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021.

"Triwulan II-2020 atau secara tahunan atau year on year (yoy) perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen," kata Margo dalam konfrensi pers yang dipantau dari Jakarta, Kamis (5/8).

Margo menjelaskan pertumbuhan ekonomi dipicu oleh berbagai faktor baik dalam dan luar negeri.

Berdasarkan pengaruh global, lanjutnya, pertumbuhan juga dipengaruhi oleh perbaikan ekonomi beberapa negara yang menjadi mitra dagang Indonesia.

Margo memerinci Amerika Serikat tumbuh sebesar 12,2 persen, Tiongkok 7,9 persen, dan Singapura 14,3 persen, Korea Selatan 5,9 persen, dan Vietnam 6,6 persen.

"Pulihnya ekonomi pada negara yang menjadi mitra dagang mendorong permintaan luar negeri jadi ekspor kita meningkat," ujarnya.

Selain itu, menurut Margo dari dalam negeri vaksinasi Covid-19 juga memicu pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, program tersebut menimbulkan kepercayaan publik dan memperbaiki mobilitas masyarakat.

"Peningkatan mobilitas masyarakat pada triwulan II 2021 mendorong tumbuhnya pengeluaran konsumsi rumah tangga 5,93 persen," kata Margo. (mcr10/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramalan Prof. Bambang soal Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang, Bikin Kaget


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler