jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi kinerja BRI dalam mengangkat potensi sektor Ultra Mikro Indonesia.
Hal itu disampaikan Menkeu dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022 (Kamis, 10/2) yang masuk dalam rangkaian event BRI dalam mendukung presidensi G20 Indonesia 2022.
BACA JUGA: Komposisi CASA BRI Tembus 63,3 Persen, Biaya Dana Makin Efisien
Sri Mulyani memberikan apresiasi untuk BRI atas kinerjanya yang terus mengalami pertumbuhan yang kokoh dan kontribusi dalam mengucurkan modal bagi pelaku UMKM.
Strategi go smaller, go shorter, dan go faster semakin efektif dalam menjangkau lebih banyak nasabah. Pemberdayaan sektor ultra mikro ini juga sejalan dengan upaya mewujudkan salah satu agenda prioritas G20, yakni inklusi keuangan.
BACA JUGA: Kredit Mikro Tumbuh Double Digit Pada 2021, BRI Optimistis Tahun Ini Jauh Lebih Baik
BRI dipercaya untuk memimpin Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Konsolidasi ini dipercaya bisa meningkatkan sektor mikro dan ultra mikro lebih cepat untuk naik kelas.
“Nanti kita lihat apakah integrasinya bisa dibuat makin baik sehingga tadi bisa me-reach 45 juta yang unbankable itu. Ini yang menjadi sesuatu yang harus kita lihat bersama sehingga target kita dari sisi jumlah yang unbankable menjadi bankable menjadi lebih tinggi. Karena dengan holding tersebut biaya menjadi lebih terjangkau,” kata Sri Mulyani dalam BRI Microfinance Outlook.
BACA JUGA: BRI Jadi Merek Bank Paling Bernilai di Indonesia versi Brand Finance
Sejak resmi terbentuk pada 13 September 2021, Holding Ultra Mikro ini menargetkan bisa menjangkau 30 juta pelaku ultra mikro yang belum tersentuh layanan keuangan formal.
Di tahap selanjutnya, Holding ini diberi target untuk melayani seluruh pelaku ultra mikro yang mencapai 45 juta.
Holding Ultra Mikro sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong inklusi keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan bisa menyentuh 90 persen pada 2024.
Di sisi lain, sinergi BRI, PNM dan Pegadaian ini dinilai Sri Mulyani dapat berimplikasi positif terhadap efisiensi kinerja perseroan, seperti menambah jumlah nasabah dan profit before tax, hingga penurunan biaya.
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu yakin BRI Group dapat tumbuh secara berkelanjutan dan berkontribusi bagi pemberdayaan UMKM di Indonesia.
Hal ini juga didorong oleh membaiknya kondisi makro ekonomi sehingga menimbulkan potensi pertumbuhan permintaan kredit.
“LDR (Loan to Deposit Ratio)-nya masih di bawah 90 persen ya, ini artinya punya ruangan yang sangat banyak, tinggal demand side-nya. Kalau ekonominya sudah mulai membaik pasti banyak UMKM yang sekarang butuh pendanaan, jadi Pak Narso (Direktur Utama BRI Sunarso) pasti bisa mencapai dua kali lipat,” kata Menkeu.
Tantangan dari Sri Mulyani itu ditanggapi dengan optimistis oleh Direktur Utama BRI, Sunarso.
Kesiapan menjadi kunci di balik optimisme BRI dalam mencapai target tersebut.
Lihat saja aspek permodalan BRI yang semakin kokoh berkat pelaksanaan rights issue senilai Rp 95,9 triliun di mana BRI mendapat dana segar dari investor public sebesar Rp 41 triliun.
Dana itu, kata Sunarso, bakal menjadi amunisi tambahan untuk menggenjot ekspansi kredit sektor Ultra Mikro dan UMKM.
“Lumayan challenging, tahun 2024 harus menyentuh 45 juta pelaku ultra mikro dan tahun ini ditargetkan menambah nasabah baru 5 juta. Sekarang eksistingnya adalah BRI sudah melayani 8,1 juta ultra mikro, Pegadaian 5,9 juta, dan PNM 11,2 juta. Mudah-mudahan dapat terus kita tambah bersama-sama dan infrastrukturnya kita siapkan,” ujar Sunarso.
Sunarso membeberkan kesiapan modal tersebut juga ditunjang oleh infrastruktur dan integrasi data yang memadai untuk menjaring lebih banyak nasabah.
Adapun infrastruktur yang disiapkan untuk sinergi ketiga entitas tersebut adalah konsolidasi kantor layanan supaya lebih efisien melalui “Sentra Layanan Ultra Mikro” atau SENYUM. Ada pula tools digital yang disebut UMi Corner berupa aplikasi di perangkat gawai.
Tahun ini, pihaknya menargetkan memiliki 1.000 unit Senyum.
BRI berharap dapat memberikan akses yang lebih luas dengan mengoptimalkan fungsi dari Agen BRILink. Saat ini Agen BRILink telah mencapai lebih dari 500 ribu agen dan tersebar di seluruh Indonesia.
“Ini (infrastruktur dan integrasi data) akan menjadi base dan mudah-mudahan niat kami supaya nanti pemerintah punya program, punya inisiatif dengan berbagai stimulus maka sudah memiliki data yang terintegrasi dan itu adanya di Holding Ultra Mikro ini,” tegas Sunarso.(jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Meraih Predikat Merek Bank Paling Bernilai di Indonesia, Keren!
Redaktur & Reporter : Elvi Robia