jpnn.com, SOLO - Skuat Sriwijaya FC mampu membayar lunas dukungan 450 suporter yang datang langsung ke Stadion Manahan Solo, Minggu (4/2).
Hamka Hamzah dan kolega bisa pulang dengan kepala tegak dan penuh kebanggaan setelah sukses mengalahkan Arema FC 3-1 (0-0) dalam Babak Delapan Besar Piala Presiden 2018, Minggu malam (4/2).
BACA JUGA: Lolos ke Semifinal, Persija Belum Tahu Berkandang di Mana
Kemenangan itu memastikan langkah tim berjuluk Laskar Wong Kito ke semifinal. Para pemain tampak sekali sangat memperhatikan dukungan dari suporternya.
Setiap selebrasi pun dilakukan di depan suporter setianya itu. Mulai dengan Bio Paulin yang duduk menghadap tribun barat (67'), lalu Abimanyu yang sujud (71'), kemudian selebrasi lompatan dengan kepalkan tangan oleh Alberto Goncalves (86').
BACA JUGA: Sriwijaya FC Jinakkan Singo Edan di Manahan
Sekalipun, tempat para suporter lebih dominan di belakang bench pemain Arema FC. Tiga gol ini sekaligus memastikan Arema FC lengkapi duka sepak bola Jawa Timur yang sebelumnya kehilangan Persebaya Surabaya setelah ditaklukkan PSMS Medan melalui drama penalti 7-6.
Usai pertandingan, para pemain menyapa suporter Sriwijaya FC. Bahkan Alberto Goncalves melemparkan kausnya ke kerumunan suporter yang disambut antusias pendukungnya di sisi kanan tribun VVIP. Gantian, mereka menyapa suporter di sisi kiri yang dijejali suporter Singa Mania di sisi kiri tribun VVIP.
BACA JUGA: Belasan Bonek Diamankan Kepolisian, Bang Ara Turun Tangan
“Saya gak tahu bagaimana mereka ke sini, apakah naik bus, kereta, atau pesawat dan apa saja uang mereka alami selama perjalanan. Saya apresiasi mereka bisa datang ke Solo. Itu yang membuat kami ingin berikan kesenangan buat mereka dan selebrasi di depan mereka. Saya lemparkan kaus saya ke mereka karena saya senang kehadiran mereka,” ujar Beto, sapaan Alberto Goncalves usai pertandingan.
Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan mengakui, pesta yang dipersembahkan anak asuhnya kepada para pencinta Sriwijaya FC tidak didapat dengan mudah.
Skuat Jakabaring harus menunggu hingga menit 71 untuk bisa melepaskan diri dari tekanan dan permainan rapat Arema. Bahkan, selama babak pertama pemain Sriwijaya FC tidak bisa bermain sebagaimana yang diinginkan.
Di babak pertama, Sriwijaya FC kesulitan menembus pertahanan Arema FC. Variasi serangan dengan memanfaatkan umpan-umpan pendek dan bola panjang langsung ke jantung pertahanan lawan juga gak banyak memberikan ancaman kepada Arema.
Bahkan, di 45 menit pertama ini, permainan tim berjuluk Singo Edan yang dimotori Rodrigo dos Santos lebih mengancam meski penguasaan bola dipegang Sriwijaya FC.
Tercatat, selama babak pertama penyerang Arema sekali head to head dengan kiper Teja Paku Alam dan berhasil melakukan shooting on goal dua kali dan tiga kali off target. Sementara Sriwijaya FC hanya sekali tembakan itu pun off target.
Memasuki babak kedua, Arema yang kali ini diperkuat dua pemain asing terus meneror pertahanan Sriwijaya FC. Pertandingan baru berjalan 13 menit Bio Paulin membuat pelanggaran di kotak penalti sendiri karena mendorong striker Arema FC setelah kalah sprint. Beruntung kiper Teja Paku Alam mampu membaca arah bola hasil eksekusi Ahmet Atayev.
Bio membalas kesalahan yang dibuatnya tiga menit kemudian dengan mencetak gol setelah sukses menanduk bola hasil sepak pojok. Gol itu langsung naikkan adrenalin pertandingan yang awalnya berjalan santai.
Hingga akhirnya Sriwijaya FC sukses gandakan kedudukan melalui tendangan bebas Syahrian Abimanyu. Arema mampu perkecil ketertinggalan melalui penalti Ahmad Nur Hardianto (83'). Gol Arema itu direspons Beto sehingga Sriwijaya FC menang 3-1.
“Arema yang memainkan compact defense sambil menunggu kesalahan pemain kami kemudian counter attack saat bisa merebut bola. Sementara pemain kami sering telat antisipasi permainan mereka. Pada saat itu permainan kami kurang melebar.
“Baru babak kedua bermain lebih baik. Tapi kita kena penalti, untungnya gak bisa dimanfaatkan dengan baik. Kemudian kita akhirnya bisa atasi situasi ini dan menciptakan banyak peluang yang akhirnya tercipta gol,” ungkap RD, sapaan Rahmad Darmawan.
Atas kinerja pemain, RD mengapresiasi kerja keras skuat double winner edisi 2007/2008 itu. Terutama para pemain yang bisa memberikan perubahan di babak kedua.
Perubahan itu membuat permainan berjalan dengan tempo tinggi. Bagusnya, pada saat itu kondisi fisik pemain Sriwijaya FC stabil. Tidak ada perubahan permainan antara babak pertama dan kedua.
“Saya juga apresiasi perjuangan Arema yang luar biasa hari ini,” terang arsitek asal Metro, Lampung ini.(kmd/ion/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persija Jadi Tim Pertama Lolos tanpa Adu Pinalti
Redaktur & Reporter : Budi