SSAP dan YPOI Luncurkan Buku Terbitan Bersama Tiongkok-Indonesia

Selasa, 15 November 2022 – 18:18 WIB
Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022, di Jakarta Convention Center. Foto: source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Social Sciences Academic Press atau SSAP Tiongkok dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia (YPOI) menggelar peluncuran buku dan diskusi pada Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022, di Jakarta Convention Center.

Acara pada Sabtu (12/11) itu menghadirkan narasumber Dahlan Iskan (founder Harian Disway, Menteri BUMN 2011-2014) dan Novi Basuki (pengamat Tiongkok).

BACA JUGA: Survei tentang Hubungan China dan ASEAN: Tiongkok Sudah Banyak Membantu Dunia

"Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah KTT G20 yang sedang berlangsung di Bali. Berkaitan dengan hal tersebut maka penting buat Indonesia International Book Fair 2022 mempresentasikan kerja sama bidang budaya antara Tiongkok dan Indonesia melalui penerbitan bersama," bunyi keterangan pers dari pihak SSAP dan POI, Selasa (15/11).

Sejak 2016, SSAP telah membangun kerja sama dengan YPOI dalam penerbitan berbagai buku bidang ilmu sosial, yang merupakan salah satu dari produk the Yearbooks series (seri Buku Tahunan – sebagai produk andalan SSAP) atau laporan tahunan yang mengusung tema keadaan dan kondisi bangsa.

BACA JUGA: Perusahaan Tiongkok Mendukung Hilirasi dan Melakukan Transfer Teknologi, Luhut Bilang Begini

"Seri buku itu memberikan gambaran komprehensif tentang perkembangan terbaru Tiongkok di bidang ekonomi, masyarakat, pendidikan, lingkungan, budaya, hukum, pemerintahan, hubungan internasional, dan lain-lain, yang merupakan hasil susunan serta suntingan para peneliti dan cendekiawan terkemuka dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok dan lembaga penelitian terkemuka lainnya," bunyi keterangan pada rilis tersebut.

SSAP dan YPOI melakukan upaya peningkatan dan perluasan terkait jual beli hak cipta buku (books copyright) serta dukungan atas program bantuan penerjemahan.

BACA JUGA: Puan Dorong Peningkatan Investasi Tiongkok dan Singapura Lewat Diplomasi Parlemen

Program kerja sama antara Tiongkok-Indonesia ini tidak hanya satu penerbit saja, tetapi bisa dengan penerbit-penerbit lain di Indonesia yang mengajukan translation funding program dari Tiongkok.

"Program ini bertujuan tidak hanya menerbitkan saja, tetapi sebagai ajang pertukaran budaya melalui proses translation funding program."

Peluncuran buku dan diskusi tadi diharapkan melancarkan pertukaran informasi disertai dengan ide-ide bagaimana industri penerbitan menemukan solusi yang merujuk kepada berbagai upaya peningkatan kerja sama di bawah payung “Global Development Initiative“. (*/jpnn)

Berikut di bawah ini tentang buku-buku yang diluncurkan

Menuju Emisi Karbon Ke Titik Nol - Transformasi Ekonomi Hijau di Tiongkok

Upaya Tiongkok untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Mengingat saat ini, Tiongkok telah menjadi negara dengan total emisi karbondioksida terbesar di dunia sebagai produk dari berbagai jenis manufaktur, diantaranya pupuk kimia, tenaga listrik, otomotif, plastik dan kertas, permukiman dan kantor (besi, baja, dan kaca).

Salah satu kajian menyatakan bahwa puncak emisi karbon Tiongkok akan tercapai pada tahun 2040.

Tahun tersebut dipilih dengan urgensi penyesuaian dan penurunan ekonomi yang diakibatkan oleh perubahan gaya hidup, peningkatan harga, ditutupnya pabrikan boros energi, yang tidak terlalu membebani konsumsi rakyat lagi.

Buku ini diterbitkan bertujuan sebagai pemerkayaan perspektif serta perbandingan bagi pola pembangunan hijau dan rendah emisi antarnegara, di antaranya termasuk juga Indonesia yang tengah giat membangun. 

Peluang Negara Berpenduduk Sangat Besar: Teori dan Praktik Transformasi Kependudukan di Tiongkok

Perdebatan mengenai baik atau buruknya jumlah penduduk yang besar (atau kecil) di suatu negara tak pernah berhenti. Mulai dari akhir abad ke-18, Malthus mengungkapkan beban ekonomi dari pertumbuhan penduduk yang cepat. Jumlah penduduk tumbuh melebihi kecepatan pertumbuhan pangan.

Disusul dengan munculnya pemikiran untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana.

Lalu pemikiran untuk mencari jumlah penduduk yang optimal, walaupun banyak pula yang mempertanyakan apakah jumlah penduduk yang optimal memang ada. Hingga pemikiran jumlah angkatan kerja yang besar menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat yang luar biasa.

Faktor-faktor apakah yang membuat Tiongkok kini menjadi salah satu kekuatan ekonomi di dunia?

Mimpi dan Jalan Tiongkok Menuju Kejayaan

Sejak reformasi dan keterbukaannya, Tiongkok mengalami perkembangan sosial dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bagaimana pentingnya untuk

memahami kebijakan dan strategi ekonomi yang terbesar dan paling cepat berkembang?

Buku ini menyarankan strategi reformasi tidak hanya untuk struktur ekonomi, tetapi juga untuk sistem politik di Tiongkok.

Buku ini menginvestigasi jalur pembangunan Cina, sistem politik, struktur ekonomi, mata pencaharian orang dan menyarankan strategi jangka panjang.

Tantangan dan Peluang Untuk Pertanian Tiongkok

Who will feed China? seru Lester R. Brown, yang suaranya akan diaminkan oleh para pegiat Club of Rome maupun pandangan para ekonom oksidental klasik serta neoklasik, ketika keterbatasan sumber daya menjadikan momok yang mencemaskan bagi laju pertumbuhan manusia yang makin besar.

Sektor pertanian tetap berlahan terbatas, juga tantangan inefisiensi pertanian, yang dibarengi oleh proses penggurunan, maupun pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan kimia.

Tiongkok mampu membalikkan pandangan tersebut, dengan menghidupi warga negaranya yang kini berjumlah 1,5 miliar.

Hal ini berkat keberhasilan Tiongkok menjalankan reformasi struktural yang sesuai dengan konteks sosio-politik-kulturalnya, antara lain dengan penataan kelembagaan disertai peningkatan input pertanian modern.

Hasilnya, tak hanya terintegrasi dengan WTO, yang memungkinkan Tiongkok berpotensi diserbu dengan hasil pertanian negara maju akibat disparitas harga, tetapi juga bermigrasinya tenaga produktif bidang pertanian menuju perkotaan yang lebih menjanjikan penghasilan besar.

Para pemimpin Tiongkok menyatakan, “Untuk membuat Tiongkok kaya, petani harus kaya.”


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Tiongkok   SSAP   YPOI   tiongkok-indonesia   buku  

Terpopuler