Ssst, Ada Bocoran dari "Dukun Istana" Soal Reshuffle Nih

Minggu, 10 Januari 2016 – 17:57 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - JAKARTA - Kapan pengumuman perombakan Kabinet Kerja masih jadi tanda tanya. Namun, ada "dukun" yang dekat dengan lingkaran Istana Negara mengatakan kepada Aktivis Petisi 28 Haris Rusly Moti, kemarin (9/1) bahwa reshuffle akan dilakukan sebentar lagi.

"Semalam ketemu dukun, yang saya kira dukun itu dekat dengan Istana. Katanya, reshuffle kemungkinan akhir Januari atau awal Februari," kata Haris saat diskusi "Gaduh Isu Reshuffle, Siapa Menteri yang Tergusur?", Minggu (10/1), di Jakarta.

BACA JUGA: Katanya Oposisi, Tapi yang Kritis kok Ditendang

Haris mengatakan, kalau ia ilmiahkan ada tiga indikator mengapa reshuffle mendesak dilakukan. Pertama, pernyataan Presiden Joko Widodo sendiri terkait pembebasan tanah dan lahan yang terhambat untuk pembangunan infrastruktur. "Sekarang baru 20 sampai 30 persen yang baru dibebaskan, 70 persen belum," katanya.

Indikator kedua, kata Haris, desakan atau rekomendasi Panitia Khusus Hak Angket Pelindo II DPR supaya Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dicopot. "Kalau presiden menolak akan berhadapan dengan parlemen yang meminta menggusur Rini," jelasnya.

BACA JUGA: Ini Anggota Kabinet yang Layak Jadi Korban Reshuffle versi Aktivis Petisi 28

Indikator ketiga, ia melanjutkan, dalam reshuffle jilid kedua ada upaya politik luar biaa yang dilakukan Jokowi dan tim silumannya untuk mengamankan kekuasaan presiden di parlemen. Caranya ialah dengan mengakomodasi kepentingan Koalisi Merah Putih yang selama ini dianggap menggangu istana.

"Menurut si dukun ini kemungkinan ada tiga partai politik dari KMP masuk kabinet misalnya Golkar, PAN, PKS yang masih dalam perdebatan internal. Kalau Gerinda sudah ambil (posisi) oposisi," jelasnya.

BACA JUGA: Pidato di Rakernas, Mega Singgung Kontrak Freeport

Nah, kata dia, tiga indikator ini bisa menjadi tanda-tanda akhir Januari Presiden akan mereshuffle kabinet. Namun dia mengingatkan,  tujuan reshuffle harus mengembalikan dan meluruskan kembali arah kabinet sesuai Nawa Cita dan Trisakti. "Tujuan kedua mengakomodir parpol yang menguasai parlemen agar tidak mengganggu terus," paparnya. 

Lebih jauh dia mengatakan sejak awal kabinet dibangun dari kapling-kapling kekuasaan. Sejak awal pula menjadikan institusi sebagai koloni-koloni, sarana jajahan parpol dan gangster taipan serta saudagar untuk menjarah harta negara melalui kementerian.

Karenanya, Haris mengingatkan, jika dalam reshuffle nanti motivasi ini tidak dihilangkan Jokowi maka kegaduhan akan terus terjadi. "Karena keributan setahun ini terjadi karena perebutan lahan proyek di setiap kementerian ini," katanya.

Dia menegaskan, kembalikan awal pembentukan kabinet untuk mewujudkan Trisakti dan Nawa Cita. "Kalau masih dalam skema awal tidak ada manfaatnya reshuffle kabinet jilid II ini," tuntasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi jangan Pilih Menteri Uzur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler