jpnn.com - Musim hujan membawa berkah tersendiri bagi warga Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jatim.
Warga desa yang terletak di pinggiran hutan Gunung Raung ini bisa menikmati salah satu jenis jamur yang hanya tumbuh pada awal musim penghujan saja. Warga setempat menyebutnya dengan nama jamur trucuk.
Jamur trucuk ini tumbuh liar di bawah pepohonan pinus dan jenis pepohonan besar di hutan. Jenis jamur liar ini sangat diburu warga karena diyakini bisa memperlancar rejeki selama setahun ke depan.
Selain itu, bagi warga yang masih belum punya pasangan jika bisa mendapatkan jamur ini diyakini bisa segera mendapatkan jodoh.
BACA JUGA: Inilah Sederat Manfaat Kaldu Jamur bagi Kesehatan, Sangat Cocok untuk Vegetarian
"Barang siapa yang bisa menemukan jamur trucuk yang tumbuhnya tunggal atau sendiria, maka dipercaya akan mendapatkan rejeki dan lancar jodoh," ujar salah seorang warga pemburu jamur trucuk, Joko Pitono.
Pria yang masih lajang ini mengaku setiap awal musim penghujan selalu berburu jamur ini. Yang dicari adalah jamur yang tumbuhnya tidak berkelompok atau sendirian.
BACA JUGA: Begini Cara Memusnahkan Jamur Enoki
Dia ingin membuktikan mitos yang dipercaya masyarakat setempat agar dirinya bisa segera mendapatkan pasangan. Namun, selama ini pria usia 44 tahun itu belum pernah mendapatkan jamur trucuk yang dimaksud.
“Kalau jamur trucuknya banyak. Tapi kalau yang tumbuhnya sendirian sangat susah didapatkan,” jelasnya.
Sementara itu, Didik Suryadi (25) menyatakan sering berburu jamur liar tersebut. Dia biasanya berburu jamur sambil mencari rumput untuk ternak miliknya.
Jika sedang beruntung, dia mengaku bisa mendapatkan sebanyak 15 kilogram jamur trucuk dalam sekali perburuan. Apalagi pencari jamur trucuk juga cukup banyak.
"Kadang dapat cuma sedikit. Tapi kalau pas banyak ya sampai 15 kilo. Karena memang banyak diburu warga saat musim hujan begini," katanya.
Karena tumbuh musiman dan hanya ada pada awal musim penghujan saja, jamur trucuk ini cukup bernilai ekonomis. Di pasar setempat, jamur ini dihargai Rp45 ribu hingga Rp75 ribu per kilo.
Namun Didik selama ini tidak pernah menjual jamur yang didapatkannya. Karena rasa jamur trucuk sangat gurih dan kaya akan manfaat.
"Nggak dijual, dimakan sendiri. Mencarinya susah karena hanya ada di musim hujan bulan Januari saja. Selain itu jamur ini gurih meski tanpa garam," ungkapnya.
Didik menambahkan, sejak kecil dirinya sudah biasa mengonsumsi jamur trucuk ini. Karena orang tuanya sudah sering menyajikan jamur ini sebagai menu makan.
Jamur ini, menurut Didik, merupakan tanaman liar yang cukup aman untuk dikonsumsi.
"Semua orang di sini biasa mengonsumsinya dan tidak ada yang keracunan,” pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia