Ssttt... Konon Tiga Partai Ini Pemain Proyek e-KTP

Senin, 22 Januari 2018 – 23:03 WIB
E-KTP. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Saksi perkara e-KTP yang dihadirkan pada persidangan terhadap Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (22/1) membeber patgulipat partai politik dalam proyek nasional di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu. Saksi yang berbicara blak-blakan itu adalah Direktur PT Cisco System Indonesia Charles Sutanto Ekapraja.

Awalnya, jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Eva Yustisiana menanyakan perihal berita acara pemeriksaan (BAP) berdasar keterangan Charles di depan penyidik. Dalam BAP itu, Charles menyebut bahwa pengadaan e-KTP merupakan proyek multipartai.

BACA JUGA: Bukan Ketua Harian Lagi, Nurdin Halid Diberi Tugas Khusus

"Saat ditanya rekan anda, saudara menjawab proyek itu multipartai ada kuning, merah dan biru?" tanya Jaksa Eva kepada Charles.

Guna menanggapi pertanyaan JPU, Charles mengatakan bahwa dirinya memperoleh informasi soal itu dari kalangan pebisnis. Sebab, mantan petinggi Hewlett-Packard di Indonesia itu sempat mencari-cari informasi soel proyek e-KTP.

BACA JUGA: Dirut RS Medika Permata Hijau Pukul Kamera Pewarta di KPK

“Yang saya dengar dari market, dari pasaran terdiri dari partai politik. Asumsi saya kuning itu Golkar, merah itu PDIP, biru itu Demokrat," jawab Charles.

Namun, saat JPUmenyodorkan pertanyaan soal istilah proyek multipartai, Charles mengaku tak tahu banyak lagi. Sebab, dia mengaku memperoleh informasi itu juga dari pihak lain.

BACA JUGA: Golkar Bersih! Istri Fahd El Fouz Jadi Wabendum

"Ya enggak jelas juga sih (maksudnya), orang-orang nyebutnya kayak begitu. Orang ngomong lah, asumsi," kata dia.

Charles memang pernah menjadi country manager HP Enterprise Services. Pada 2010, perusahaannya menjalin kerja sama dengan PT Biomorf Lone LLC milik Johannes Marliem untuk ikut proyek e-KTP.

Namun, Charles perlu memastikan kebenaran proyek itu. Karena itu dia menghubungi rekannya, Made Oka Masagung.

Selanjutnya, dari Oka pula Charles bisa bertemu Setya Novanto untuk membahas e-KTP. Pertemuan pertama terjadi di rumah Novanto di Jalan Wijaya XIII Nomor 19, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sedangkan pertemuan kedua di gedung DPR, tepatnya di ruang rapat Fraksi Partai Golkar sembari makan siang. Adapun pertemuan ketiga kembali di kediaman Novanto pada malam hari.

Setelah itu, Charles mengaku tidak berhubungan dengan Novanto lagi. Sebab, kerja sama antara HP dan PT Biomorf dalam pengadaan perangkat lunak untuk e-KTP kandas.

"Nggak dapat. Tidak jadi kesepakatan harga dengan perusahaan Pak Marliem," pungkasnya.(dna/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga Tegaskan tidak Ada Pengurus Titipan


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler