Stabilitas Harga Pangan Saat Lebaran Redam Gejolak Politik

Rabu, 12 Juni 2019 – 22:43 WIB
Ilustrasi pasar murah. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Harga pangan selama Lebaran hingga Idulfitri dinilai stabil. Stabilitas itu dianggap juga menciptakan situasi politik yang stabil, utamanya pascapemilu.

Sekaligus, ketersediaan pangan dan stabilnya harga selama tiga tahun berturut-turut juga menjadi penegas legitimasi pemerintahan yang lebih kuat jelang periode kedua.

BACA JUGA: BKP Kementan Pantau Harga Pangan di Kota Pekanbaru

BACA JUGA : BPS Sebut Harga Pangan Sepanjang Ramadan Lebih Baik Ketimbang Periode Sebelumnya

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengakui, stabilitas harga pangan ini berpengaruh terhadap stabilitas politik di Tanah Air jelang perayaan Lebaran.

BACA JUGA: Cerita Menteri Amran soal Ikhtiar 4,5 Tahun Bersama Kementan

Situasinya tetap aman dan terkendali setelah sempat memanas saat hasil Pemilu 2019 diumumkan.

"Ada naiknya juga. Tapi bisa meredam situasi politik,” kata Anwar saat dihubungi, Selasa (11/6).

BACA JUGA: Ombudsman: Tidak Ada Lonjakan Harga Pangan Selama Ramadan

BACA JUGA : H+2 Lebaran, Harga Cabai dan Bawang Merah Tetap Terjaga

Direktur Riset Lembaga Kajian Visi Teliti Saksama Nugroho Pratomo memastikan, kenaikan harga pangan yang terjadi selama Ramadan masih dalam konteks yang wajar karena ada peningkatan permintaan.

Meski begitu, baginya, pemerintah tetap berhasil mengendalikan kenaikan harga pangan.

“Memang, ada kenaikan. Tapi, masih dalam konteks wajar karena ada peningkatan permintaan. Kalau dalam data BPS, kenaikan harga pangan terjadi pada Juni 2019,” kata Nugroho.

Menurut dia, kestabilan harga dan ketersediaan pangan ini telah memberikan iklim yang sejuk pada situasi politik Indonesia.

Ini tak lepas dari kinerja Kementerian Perdagangan yang mampu menjaga ketersediaan bahan pokok dengan harga yang relatif stabil.

"Isu ketersediaan pangan pada dasarnya merupakan salah satu isu yang cukup sensitif. Bagusnya hal ini memperoleh perhatian pemerintahan Jokowi,” jelasnya.

Dia memandang, kemampuan pemerintah memenuhi ketersediaan pangan ini juga membuat legitimasi pemerintahan Jokowi lebih kuat jelang masa periode keduanya.

Apalagi keberhasilan pemerintahan Jokowi mengendalikan harga kebutuhan pokok selama bulan suci Ramadan ini tak hanya terjadi pada 2019 saja. Situasi serupa terjadi pada tahun sebelumnya.

Nugroho mencatat setidaknya sudah tiga tahun berturut-turut perayaan Idulfitri, harga bahan pokok bisa dikendalikan.

“Namun khusus tahun 2019, hal tersebut menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan masa kampanye politik. Harga stabil maka dapat dikatakan bahwa pemerintahan Jokowi sekali lagi terbukti berhasil mengendalikan harga kebutuhan pokok selama Ramadan dan menjelang Idulfitri,” kata Nugroho.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan harga-harga kebutuhan pangan terkendali dan stabil pada periode Ramadhan dan Lebaran 2019.

Enggar mengatakan, pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pasokan menjadi salah satu alasan kestabilan harga-harga pada periode ini, meski terdapat peningkatan permintaan.

"Ketersediaan dan pengendalian harga akan terus berlangsung sampai sepanjang tahun. Kami betul-betul membuat keseimbangan suppy and demand," kata Enggar. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tidak Ada Lonjakan Harga Pangan


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler