Stabilitas Kurs Angkat Bursa

LQ45 Melejit Tertinggi Asia

Jumat, 21 Februari 2014 – 07:04 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kumpulan saham-saham paling likuid dan menjadi unggulan dalam indeks LQ45 tercatat melejit paling tinggi di Asia. Mayoritas indeks saham sejenis di negara lain malah turun sepanjang Januari 2014. World Federation of Exchanges merangkum secara year to date kinerja indeks saham unggulan di dunia.

Khusus untuk Asia Pasifik, LQ45 paling moncer dengan naik 4,3 persen sepanjang Januari. Sebaliknya, indeks saham unggulan di bursa negara lain di Asia justru turun.
       
Bahkan, kenaikan indeks LQ45 terus berlanjut. Sampai kemarin secara year to date (awal Januari sampai kemarin) kenaikan bertambah menjadi 9,18 persen. Angka itu melampaui kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang hanya 7,58 persen.
       
Senior Portfolio Manager PT BNI Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, faktor utama yang mendukung peningkatan kinerja saham-saham unggulan di Indonesia adalah membaiknya sentimen dari dalam negeri. Terutama terkait surplus neraca perdagangan dan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
       
Meski begitu, investor asing cenderung melakukan strategi lebih defensif dengan tetap mencermati perkembangan ekonomi AS dan Indonesia. Karena itu, mereka cendrung menanamkan investasi di saham-saham unggulan untuk meminimalkan risiko.
       
Di sisi lain, valuasi saham unggulan dalam daftar LQ45 masih cukup atraktif dibandingkan bursa lain di kawasan Asia. "Walau karakteristik investor asing tidak terlalu memperhitungkan valuasi harga saham. Artinya, nanti harga saham yang sudah tinggi pada saat ini bisa jadi lebih mahal lagi," ujarnya kemarin.
       
Hingga perdagangan kemarin, investor asing masih melanjutkan belanja saham dengan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 900 miliar. Dengan begitu, total nilai beli bersih asing sejak awal tahun sampai saat ini meningkat secara kumulatif menjadi sekitar Rp 8,3 triliun.
       
Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, faktor utama yang menjadi pemicu kenaikan indeks LQ45 adalah kondisi makroekonomi Indonesia yang di atas ekspektasi pasar. Defisit neraca perdagangan yang mengecil memberi kontribusi signifikan. Didukung kebijakan Bank Indonesia (BI) memertahankan suku bunga acuan BI rate di level 7,5 persen.
       
Beberapa saham yang masuk daftar LQ45 di antaranya PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Telkom Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). (gen/oki)

BACA JUGA: BTN Gandeng Pos Indonesia Perluas Jaringan Bisnis

BACA ARTIKEL LAINNYA... Susi Air Pilih Fokus Garap Daerah Terpencil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler