Stabilkan Harga Cabai, Pemprov Sumsel Gelar OP

Sabtu, 14 Januari 2017 – 03:59 WIB
Cabai. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar operasi pasar (OP) untuk menekan tingginya harga cabai yang terjadi belakangan ini.

OP yang dilakukan di tiga pasar, yakni Pasar Cinde, Pasar Palima, dan Pasar Lemabang tersebut tidak hanya menjual cabai. Selain cabai, ada juga terigu, minyak goreng, gula dan beras.

BACA JUGA: Harga Cabai tak Keruan, Omzet Petani Rp 6 Juta Sepekan

Hasilnya mampu menekan harga cabai di pasar tradisional dari semula Rp80 ribu per kg menjadi Rp70 ribu per kg.

”OP ini untuk menekan harga cabai yang merangkak naik beberapa hari terakhir,” kata Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel, Bakhtiar, kemarin.

BACA JUGA: Bulog dan PPI Berduet Stabilkan Harga Cabai

Menurut dia, prinsipnya OP digelar jika dibutuhkan untuk menstabilkan harga. Nah, karena cabai naik karena stok berkurang, pihaknya mengelar OP. ”Kami akan terus mengelar OP sampai harga stabil dan normal,” tegasnya.

Diungkapkan Bakhtiar, stok tersedia di gudang Bulog sampai 5 - 6 bulan ke depan. Karena itu, Bakhtiar mengimbau masyarakat tidak khawatir dan pihaknya siap melakukan OP. Yang jelas, pada OP kali ini, pihaknya menyiapkan 100 hingga 200 kg cabai, 250 kg gula, dan minyak 100 kg.

BACA JUGA: Harga Cabai Selangit, Pengusaha Kuliner Menjerit

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Kadispreindag) Sumsel, Permana menambahkan, pihaknya perlu melakukan OP. Pasalnya dari pantauan yang dilakukan di tiga pasar tradisional, yakni Pasar Cinde, Pasar Palimo, dan Pasar Sekanak terjadi disparitas harga.

”Karena itu, tim TPID gelar OP untuk stabilkan harga cabai. Sedangkan untuk harga komoditi lain terbilang stabil,” ungkap dia. Seperti gula, beras, minyak, daging, telur dan bawang.

Pasokan cabai di Sumsel berasal dari Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dan juga dari dalam Provinsi Sumsel seperti Tanjung Batu OKI; Pagaralam, dan Cinta Manis, berkurang. Per hari kebutuhan cabai di Sumsel mencapai 25 ton. ”Saat ini, pasokan cabai merah di dari dalam Sumsel belum mencukupi. Sehingga perlu didatangkan dari Pulau Jawa sebanyak 10 ton per hari,” sebutnya.

Hanya saja, kata dia, pasokan dari Pulau Jawa pun berkurang karena di Jakarta harga masih lebih mahal. Sehingga petani lebih memilih memasok ke Jakarta dibandingkan Palembang. ”Alasan bisnis jumlah cabai merah yang dikirim ke Sumsel terbatas,” paparnya.

Selain, lanjut dia, kenaikan harga cabai juga dipengaruhi faktor cuaca jadi penyebab banyak yang gagal panen, mengakibatkan harga naik karena terbatasnya pasokan.

”Nah, kemarin (Kamis,11/1) ada pasokan cabai yang didatangkan dari Pulau Jawa sebanyak 10 ton.

Diharapkan dengan datangnya pasokan itu akan terjadi penurunan harga di pasaran,” katanya.

Disamping, kata dia, tim pun melakukan OP. Langkah ini cukup berhasil. Sebab harga cabai di Pasar Cinde sebelum dilakukan OP mencapai Rp80 ribu per kg. Setelah dilakukan OP harganya mulai turun menjadi Rp60 hingga Rp70 ribu per kg. ”Diharapkan dengan ada-nya OP beberapa hari kedepan, harga cabai kembali normal,” tukasnya.

Pedagang cabai di Pasar Cinde, Dewi mengatakan, harga cabai kemarin Rp70 ribu per kg. Harga ini mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya mencapai Rp80 ribu per kg. Kenaikan harga cabai ini lantaran pasokan dari pasar induk berkurang.

”Di sana (Pasar Induk, red) berkurang. Harganya Rp60 ribu per kg. Karenanya saya menjual Rp70 ribu,” tukasnya. (yun/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... APPSI Imbau Pedagang Jangan Jual Cabai…


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Sumsel   cabai  

Terpopuler