jpnn.com, INDRAMAYU - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan gerakan serap gabah petani di seluruh Indonesia, salah satunya wilayah pantura Provinsi Jawa Barat.
Di Jabar sendiri ada beberapa wilayah yang menjadi sentra produksi padi nasional. Di antaranya Kabupaten Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, dan Cirebon.
BACA JUGA: Luhut Dorong Kolaborasi di Food Estate Libatkan Kementan, PUPR dan Peneliti
Gerakan serap gabah petani merupakan upaya jitu pemerintah untuk menstabilkan harga gabah petani yang mengalami penurunan akibat masa panen raya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Takmid menyatakan intervensi pemerintah melalui Kementan dengan membentuk tim terpadu Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP).
BACA JUGA: Masih Pengin Mudik Lebaran Nanti? Simak Dulu Pernyataan Kombes Rudy
Hal itu dilakukan sebagai upaya nyata membantu petani pada masa panen raya sehingga mereka mendapatkan harga beli gabah yang menguntungkan, yakni minimal sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 4.200 per kg.
Pada April-Mei 2021 terjadi puncak panen raya padi di Kabupaten Indramayu dengan luas panen mencapai 58.533 hektar dengan produksi 373.442 gabah kering giling (GKG) atau setara 214.542 ton beras.
BACA JUGA: Bikin Malu, Oknum Guru Ini Diberhentikan Sementara, Gaji Dipotong 50 Persen
“Alhamdulillah dengan bantuan Kementan, terjadi kesepakatan serap gabah yang dilakukan Komando Strategi Penggilingan (Kostraling, red) dan Bulog menyerap gabah petani sebesar 35.764 gabah kering giling," kata Takmid saat rapat koordinasi Gerakan Serap Gabah Petani di Indramayu, Selasa (6/4).
Takmid menilai dengan adanya komitmen bersama kesangguan serap gabah ini, dipastikan harga gabah pada masa panen raya stabil sesuai dengan HPP dan petani pun gembira.
Pemerintah daerah berkomitmen mengawal panen dan serap gabah dengan optimal terutama fokus pada daerah yang mengalami penurunan harga yang terlalu jauh di bawah HPP.
“Panen raya April-Mei 2021 ini kami kawal produksi dan harganya yang menguntungkan petani," ujar Takmid.
Dia menyebut Indramayu sebagai produsen beras nomor satu nasional harus optimal menyumbang stok nasional yang diikuti jaminan kesejahteraan petani dengan menstabilkan harga.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Subang Endang Sutarsa mengatakan, tim GSGP Subang bersinergi dengan Bulog siap menyerap gabah petani pada musim panen raya April-Mei 2021 sebesar 24 ribu ton.
Perihal harga, kata Endang, rata-rata harga gabah di tingkat petani di setiap kecamatan saat ini stabil bahkan di atas HPP.
“Rencana besok akan dilakukan serap gabah kering panen sekitar 12 ton di Desa Mulyasari Kecamatan Binong milik Kelompok Tani Sinar diserap oleh Kontraling Sri Rizky Cilamaya Hilir dengan harga Rp 4.400 per kilogram,” katanya.
Penanggung Jawab GSGP Kementan wilayah Jawa Barat U. Sugiharto menuturkan serap gabah diprioritaskan di kecamatan. Pasalnya, harga gabah di bawah HPP dan serap gabah pun langsung dilakukan di lokasi panen raya.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan pun turut meningkatkan penanganan pascapanen yakni pengeringan dan mesin penggilingan untuk menghasilkan beras berkualitas dan juga mendorong petani meningkatkan kualitas gabah sesuai standar yang berlaku,” ujarnya.
Menurut Sugiharto, panen raya di Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang menjadi fokus Kementan guna mengamankan stok beras nasional.
Diketahui, gerakan serap gabah ini dilakukan di seluruh Indonesia sejak Maret 2021. (cr3/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama