Stafsus Jokowi Ingatkan Bahaya Individualisme

Kamis, 18 Januari 2018 – 20:06 WIB
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono berbicara di Obrol Orang Muda: 'Kebangsaan di Masa Milenial' di LIPI. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Tren individualisme dinilai tidak sesuai dengan Pancasila yang mengutamakan asas gotong royong. Individualisme juga akan menghambat proses menuju mufakat, karena masing-masing orang memikirkan diri sendiri.

Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menyebutkan, setidaknya ada beberapa hal yang mempengaruhi perubahan budaya ke arah individualisme seperti masuknya arus liberalisme, pertumbuhan ekonomi negara, dan perkembangan teknologi.

BACA JUGA: Membangkitkan Visi Maritim Indonesia dari Mati Suri

Menurut dia, salah satu cara untuk memperkuat rasa kebangsaaan dengan melakukan ritual kebangsaan.

"Contohnya di Thailand setiap pagi dan sore selalu dikumandangkan lagu kebangsaan dan semua masyarakat meresapi lagu kebangsaan tersebut," ucap Diaz saat Obrol Orang Muda: 'Kebangsaan di Masa Milenial' di LIPI, Gedung Widya Graha Lt 6, Jakarta Pusat, Kamis (18/1).

BACA JUGA: Diaz Hendropriyono: Agama Pemersatu, Bukan Alat Politik

Kemudian narasi agama sebagai pemersatu harus disebarkan, bukan malah dieksploitasi untuk mencapai tujuan politik tertentu.

"Pancasila itu ada lima sila, jangan kita hanya meresapi sila Ketuhanan yang Maha Esa, tapi ingat juga ada sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial," tegasnya.

BACA JUGA: Stafsus Jokowi Sebut Masalah Penanganan Sampah Sudah Akut

Deputi IPSK-LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti berpendapat, sosial media ketika digunakan dengan baik dan bijak dapat memperkuat identitas bangsa.

"Bukan sebanyaknya mengadopsi budaya luar dan kehilangan identitas bangsa kita," ujar Tri.

Finalis lomba esai, Vito mengatakan, meski sosial media dan platform digital saat ini dinilai membuat masyarakat jadi lebih individualistik, tapi beberapa kasus justru membuktikan seperti pada Ruang Guru yang sukses mengkolaborasikan edukasi bagi para stakeholdernya.

"Media harus kembali kepada hakikatnya sebagai alat untuk mengemukakan pendapat, memberikan hiburan, edukasi dan informasi. Informasi adalah yang paling penting, media harus memberikan informasi yang baik dan sesuai dengan fakta yang terjadi," timpal finalis lomba esai yang lain, Riska. (wid/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Stafsus Presiden: Penyerang Kemendagri Dipulangkan Saja


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler