Standart Mutu Industri Indonesia Kalah Bersaing

Selasa, 30 November 2010 – 00:00 WIB

JAKARTA — Meski memiliki banyak potensi industri, namun tak jarang ekspor produk industri Indonesia ditolak beberapa negara Uni Eropa (UE)Hal inipun diakui oleh Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat

BACA JUGA: BKPM Incar Hot Money di Eropa dan Amerika

Karena itu pula, Memperin mengatakan bahwa Indonesia harus segera menyamakan standar mutu produk industri-nya dengan negara-negara tujuan ekspor.

"UE misalnya, mereka memiliki standar mutu yang tinggi dari kita
Selain itu beberapa produk agriculture kita juga sulit masuk karena standar mutu yang berbeda

BACA JUGA: Pemerintah Akui Pembatasan BBM Subsidi Sulit Diawasi

Salah satunya perikanan, mereka (UE) sudah pakai standar yang tinggi dan itu yang harus kita samakan agar produk industri kita bisa masuk ke sana," kata MS Hidayat pada wartawan di Jakarta, Senin (29/11).

Menteri yang juga politisi Golkar itu menambahkan, Indonesia masih membutuhkan banyak persiapan untuk menyamakan standar mutu berkelas internasional
Salah satunya adalah kesiapan dari segi kualitas produksi agar mudah bersaing ke pasar-pasar ekspor di dunia

BACA JUGA: Defisit APBN 2010 Meleset dari Target

Untuk itu, Indonesia membuka diri untuk terus memperbaiki standar mutu sesuai permintaan dari negara-negara tujuan ekspor tersebut.

Tahun depan, kata Hidayat, antara Indonesia dan UE akan menandatangani sebuah kesepakatan tentang penyesuaian standar mutu industri khususnya di bidang otomotifDalam pertemuan itu, nantinya pemerintah juga akan mengklarifikasi berbagai kasus penolakan ekspor produk pertanian dan perkebunan dari Indonesia di kawasan Eropa

"Kata mereka standar kita tidak memenuhi standar mereka, contohnya sektor perikananIni akan kita bicarakan lagiDuta Besar UE sudah mengajak kita untuk menyamakan standar mutu ini dan kita sudah menyetujuinya," tegas MS Hidayat.

Sementara untuk investasi di sektor industri, MS Hidayat mengungkapkan bahwa pangsa pasar Indonesia yang sedang berkembang cukup menarik minat para investor"Banyak yang akan join pada kita dengan kesepakatan, bahan mentahnya dari mereka tapi pengolahan harus di dalam negeriJadi nanti made in-nya tetap Indonesia namun branding-nya internasionalAkan banyak juga tenaga kerja yang terserap di sektor ini misalnya pada produksi turunan CPOIni akan memberi pengaruh baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional kita," ungkapnya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semenanjung Korea Memanas, Perekonomian Indonesia Bisa Kena Imbas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler