Status Facebook Pacu Angka Perceraian di Probolinggo

Senin, 20 Januari 2014 – 10:51 WIB

jpnn.com - PROBOLINGGO - Banyak pasangan suami istri (pasutri) di Kota Probolinggo yang memutuskan untuk bercerai. Penyebabnya beragam. Faktor tertinggi adalah merasa tidak cocok dan tidak harmonis lagi.

Terdapat 164 kasus perceraian dengan alasan tidak harmonis tahun lalu. Nah, salah satu pemicu ketidakharmonisan itu adalah jejaring sosial Facebook.

BACA JUGA: Ruangan RS Terendam, Listrik Mati, Pasien Dievakuasi

"Kan ada yang menjadikan Facebook sebagai ajang curhat. Jadi, masalah rumah tangga terkadang diumbar di Facebook sehingga membuat pasangannya marah. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, semua curhat di Facebook," ujar Masyhudi, panitera muda hukum Pengadilan Agama (PA) Kota Probolinggo.

Menurut dia, mayoritas perceraian karena Facebook tersebut disebabkan salah satu pasangan mengumbar permasalahan rumah tangga ranah publik. Hal itulah yang menjadi alasan pasangannya untuk mengajukan cerai. Menurut dia, kasus tersebut baru ditemukan pada 2013.

BACA JUGA: Supir Stroke di Tol, Mobil Oleng, Walikota Ambil Alih Setir

Berdasar data pengajuan gugatan cerai pada 2013, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab perceraian. Misalnya, krisis akhlak, cemburu, kawin paksa, ekonomi, dan meninggalkan kewajiban. Juga, sering disakiti pasangannya, baik secara psikologis maupun fisik; gangguan pihak ketiga; dan tidak harmonis lagi.

Pengajuan perceraian tersebut harus dilengkapi alasan, termasuk faktor pemicu. Pada 2013 PA menerima kasus cerai yang dilatarbelakangi kecemburan atas status di Facebook.

BACA JUGA: Warga Tutup Paksa Proyek Tol

"Dari perasaan cemburu dan marah atas status di Facebook itu, kondisi rumah tangga menjadi tidak harmonis lagi, lantas diajukan perceraian," terangnya.

Meski salah satu pasangan tidak mempunyai akun Facebook, mereka tetap mendapat kabar tentang status pasangannya dari orang lain. Misalnya, tetangga dan teman. Dengan adanya kabar itu, terjadilah pertengkaran di antara pasutri yang berujung pada perceraian.

"Jadi, tidak bisa meremehkan status di Facebook. Sebab, itu bisa mengancam keharmonisan rumah tangga dan berujung pada perceraian. Seharusnya, masalah rumah tangga bukan menjadi konsumsi publik," ucapnya. (lel/rud/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Telat Berobat karena tak Bawa KK, Napi Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler