Status Sinabung Turun Jadi Siaga

Pulangkan Pengungsi 8 Desa

Kamis, 10 April 2014 – 05:31 WIB

jpnn.com - KARO - Lima bulan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo berstatus awas (level IV). Namun, kini status gunung tertinggi di Sumatera Utara itu turun menjadi siaga (level III).

Hal itu disebabkan kecenderungan penurunan aktivitas Gunung Sinabung. Penurunan status tersebut membuat masyarakat di luar radius 3 kilometer dari puncak kawah Sinabung (kecuali di jalur luncuran awan panas dan guguran lava) diperbolehkan pulang.

BACA JUGA: Darurat Geng Motor

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Armen Putra kepada sejumlah wartawan menyatakan, berdasar pemantauan, aktivitas kegempaan Gunung Sinabung berkurang.

“Hanya, dari segi ancaman, saat ini yang paling tinggi adalah guguran-guguran ke tenggara. Warga desa di jalur tenggara dan di radius 3 kilometer direkomendasikan menetap dulu di pengungsian. Sementara itu, desa di luar itu disilakan pulang,” kata Armen.

BACA JUGA: Turis Jerman Meninggal Usai Keliling Gili Air

Menurut dia, apabila aktivitas Gunung Sinabung meningkat, mungkin masyarakat diungsikan kembali. Sementara itu, warga pengungsi delapan desa dan satu dusun di antara empat kecamatan di luar radius 3 kilometer serta tidak berada di tenggara diperbolehkan pulang.

Turunnya status Gunung Sinabung menjadi siaga mengikuti turunnya aktivitas gunung itu walaupun relatif kecil. Penurunan aktivitas itu ditunjukkan dari hasil pengamatan kegempaan, deformasi, serta fluks gas. Lembaga itu mencatat, sejak 16 Maret hingga 8 April lalu, peralatan pengamatan aktivitas gunung api itu tidak merekam gempa erupsi ekplosif.

BACA JUGA: Batasi Kecepatan Kereta Api

Kemudan, dari hasil pemantauan, Gunung Sinabung menunjukkan cenderung stabil. Itu mengindikasikan penurunan pergerakan magma dari tempat dalam ke tempat dangkal. Letusan Gunung Sinabung yang disertai awan panas dahsyat sempat terjadi pada 1 Februari lalu. Akibatnya, 17 orang tewas. Dari korban itu, 14 meninggal di tempat dan sisanya meninggal di rumah sakit akibat luka bakar.

Selain itu, rekomendasi PVMBG adalah Pemkab Karo menambah jalur evakuasi dari Desa Kuta Tengah yang jalurnya menjauhi daerah bahaya sebelum masyarakat Desa Kuta Tengah, Kecamatan Simpang Empat, dikembalikan dari posko pengungsian.

Menanggapi hal tersebut, Dansatgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung Letkol Inf Asep Sukarna melalui selulernya menerangkan, pihaknya melakukan persiapan pemulangan. Hal itu akan dilakukan secepatnya. “Kami segera melaksanakan rapat mengenai hal tersebut,” ucapnya.

Pemulangan pengungsi diatur dan dibantu kendaraan. Tujuannya, bisa lancar seperti pada pemulangan pengungsi tahap pertama.

Menurut informasi Media Center Penanganan Erupsi Sinabung, hingga Selasa (8/4), pengungsi korban erupsi Sinabung 15.771 jiwa (4.989 KK) yang terdiri atas 23 desa dan dua dusun di empat kecamatan. Mereka ditempatkan di 32 titik posko pengungsian terpisah. (riz/JPNN)

Naik Turun Status Gunung Sinabung

  • 28 Agustus 2010: Status Gunung Sinabung dinaikkan menjadi awas setelah mengeluarkan lava.
  • 17 September 2013: Status gunung dinaikkan ke level 3 menjadi siaga. Sebab, Gunung Sinabung mengeluarkan awan panas dan abu vulkanis.
  • 29 September 2013: Status gunung turun ke level 2 karena aktivitas yang menurun. Meski demikian, aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif.
  • 3 November: Status gunung naik kembali menjadi siaga. Sebab, terjadi peningkatan aktivitas berupa letusan-letusan yang semakin menguat.
  • 8 April 2014: Status berubah menjadi awas setelah berstatus siaga. Perubahan itu disebabkan menurunnya intensitas erupsi.

Diolah dari berbagai sumber

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Coblos di Nunukan, Tunjukkan ke Malaysia Pemilu Damai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler