STEM Lebih Efektif Diajarkan dengan Menggunakan Robot

Sabtu, 18 Mei 2019 – 20:50 WIB
Sekolah Cendekia Harapan mampu mendesain metode pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkarya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komunitas Robot Indonesia (KRI) Adiatmo Rahardi mengatakan, Science, Technology, Engineering dan Mathematics (STEM) lebih efektif diajarkan dengan menggunakan robot. Di samping menjadi salah satu jalan untuk membentuk maker movement.

"Kami mengapresiasi komitmen Cendekia Harapan sebagai pemula di bidang STEM, dengan area sekolah yang tidak luas berani memberikan fasilitas dry lab yang dilengkapi dengan peralatan robotik, seperti Vex, Lego dan Arduino Uno kepada siswa-siswinya," kata Adiatmo Rahardi dalam Seminar Meneropong Masalah Robotik di Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Cendekia Harapan, Bali, awal pekan ini.

BACA JUGA: Mengintip Kehebatan Robot Produksi ABB untuk Industri

Perubahan sistem pendidikan ke arah maker movement memiliki potensi yang besar untuk mengubah kualitas pendidikan di Indonesia. Hal inilah yang menjadi keunggulan Sekolah Cendekia Harapan.

BACA JUGA: Ada Mahasiswa Kesulitan Bayar Uang Kuliah, Emil Dardak Langsung Telepon Rektor

BACA JUGA: Robot Ini Bisa Jadi Pemandu Tur Museum Keliling

Di mana sekolah mampu mendesain metode pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkarya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

"Siswa bisa menentukan sendiri metode pembelajaran dan produk yang ingin dibuat dalam satu semester, gerakan pembelajaran seperti ini tentu akan mencetak generasi maker movement di Indonesia," terangnya.

Menurut Adiatmo, masalah robot di Indonesia berkaitan dengan sudut pandang masyarakat terhadap robotik. Dalam dunia pendidikan khususnya, walau beberapa sekolah sudah melaksanakan pendidikan robotik dan mempunyai prestasi luar biasa dengan membawa medali ketika ikut kompetisi robot di skala Internasional, terkesan membuat robot hanyalah untuk memenangkan kejuaraan.

Bahkan hanya menjadi sebuah jalan untuk memenuhi capaian penilaian kinerja (KPI) bagi seorang tenaga pendidik.

Adiatmo mengatakan, KRI memiliki peranan penting dalam mengatasi masalah tersebut dengan merangkul semua penggerak robotik di Indonesia. Kegiatan sharing antar anggota KRI menjadi wadah untuk menajamkan ide-ide inovatif dalam pemerataan ilmu terkait teknologi robotika.

Sehingga mampu mempercepat peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dalam STEM. Khususnya dalam mengembangkan teknologi robotika untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Dalam acara workshop tersebut, Adiatmo juga memotivasi warga Sekolah Cendekia Harapan bahwa membuat robot itu mudah. Modalitas terbesar dalam membuat robot adalah niat.

"Seperti yang dilakukan salah satu pelajar SMA Cendekia Harapan, Sheena Abigail, dengan niatnya yang besar dalam mengatasi permasalahan air bersih di Indonesia, dia mampu membuat sebuah robot Tirta Amertha,” ujar Adiatmo.

BACA JUGA: Hebat ! Anak Tukang Las Raih Nilai UN Tertinggi dan Lolos Masuk Fakultas Kedokteran

Kepala Pengawas Sekolah Cendekia Harapan Mustika membeberkan awal mula pergerakan STEM di Cendekia Harapan diawali dengan adanya pilihan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Project, Debate, dan Challenge bagi siswanya.

Hal itulah yang mendorong Sheena membuat projek Tirta Amertha sebagai produk di metode Project yang diikuti selama satu semester. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler