MAGETAN - Krisis air bersih di kawasan Magetan Selatan, tampaknya, bakal menjadi bencana yang berkepanjangan. Giliran tiga ribu kepala keluarga (KK) di Kecamatan Parang dan Lembeyan bakal merasakan dampak kemarau panjang. Sebab, pasokan air bersih PDAM Lawu Tirta yang berasal dari Waduk Gonggang diperkirakan cuma bertahan sebulan ke depan.
''Air waduk sudah menurun drastis. Kami tidak bisa berharap banyak,'' ungkap Wiyono, direktur teknik PDAM Lawu Tirta, Magetan, kemarin (21/9). Dia menyatakan, suplai debit Waduk Gonggang untuk konsumsi PDAM hanya menyisakan tujuh liter per detik. Padahal, jika kondisi stabil, volume air bisa mencapai tiga kali lipat. Ketersediaan air pun cukup terbatas. Tidak bisa mencukupi kebutuhan air bersih pelanggan di Parang dan Lembeyan hingga akhir tahun.
''Terlalu muluk kalau berbicara sampai akhir tahun. Kami perkirakan, bulan depan saja, air sudah berhenti mengalir bila konsumsi masyarakat tidak dibatasi,'' ujarnya. Menurunnya debit waduk terbesar di Magetan itu tidak lepas dari pasokan irigasi yang berlebihan. Sejak awal kemarau, kebutuhan air untuk pertanian meningkat dua kali lipat.
Padahal, debit sumber air yang berasal dari lereng perbukitan di daerah sekitar berangsur turun. Tidak adanya pembatasan penggunaan air waduk itulah yang akhirnya mengancam pasokan pelanggan PDAM. ''Lebih banyak untuk irigasi. Padahal, mencukupi kebutuhan air bersih seharusnya lebih penting,'' urainya.
PDAM masih mencari alternatif pasokan air bersih bila Waduk Gonggang tidak bisa dimanfaatkan lagi. Sebab, ribuan pelanggan sangat menggantungkan suplai perusahaan daerah tersebut. Apalagi, di kawasan Parang dan Lembeyan, tidak ada sumur pompa dalam yang bisa dikelola untuk mencukupi kebutuhan air bersih. ''Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD untuk mengatasi krisis bersih ini,'' ungkapnya. (mas/dip/JPNN/c23/any)
BACA JUGA: Jajaki Rute Baru Tarakan-Sabah-Jepang
BACA ARTIKEL LAINNYA... UNESCO Serahkan Sertifikat Tari Saman
Redaktur : Tim Redaksi