"Utilisasi (kapasitas terpakai) industri pengolahan CPO pada 2008 turun menjadi 50 persen dibanding 2007 sebesar 54 persen
BACA JUGA: Penumpang Lion Air Terbanyak
Kondisi ini mencerminkan lemahnya permintaan CPO di pasar domestik," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga kemarinSahat menerangkan, saat ini stok sebesar itu menumpuk di gudang-gudang produsen
BACA JUGA: Produsen Batu bara Genjot Produksi
Pihaknya menduga tingginya stok tersebut dipicu rontoknya penyerapan di pasar domestik dan jebloknya kinerja eksporBACA JUGA: Telkomsel Genjot Pelanggan Baru
"Pada tahun ini kalau regulasi masih begini saja pasti akan turun lagi," cetusnya.Kondisi seperti itu juga terjadi di berbagai negara penghasil CPO lainnya, seperti MalaysiaSahat menjelaskan, order di pasar ekspor terutama ke 18 negara anggota Uni Eropa (UE) terus menurunPada 2008, ekspor CPO dari Indonesia dan Malaysia ke UE melorot 400 ribu ton dari 1,2 juta ton pada 2007 menjadi 800 ribu ton ton"Kondisi ini diperparah dengan penurunan permintaan di negara tujuan ekspor alternatif, seperti Pakistan," lanjutnya.
Sahat menilai, penurunan konsumsi CPO di UE dan Pakistan disebabkan pengalihan konsumsi nabati dari CPO ke minyak matahari dan kedelaiDia memperkirakan ekspor akan kembali merosot pada tahun ini meski belum diketahui berapa besarannya"Tapi walaupun stok menumpuk, para spekulan akan kesulitan mempermainkan harga komoditas ini karena harga diperkirakan stabil di kisaran USD 540-590 per ton," tuturnya.
Ekspor minyak sawit mentah (CPO untuk pengiriman Maret 2009 tetap tidak dikenakan bea keluar (nol persen)Hal itu terjadi sejak Desember 2008, karena harga internasionalnya masih di bawah USD 750 per tonBerdasar harga rata-rata pengiriman di Rotterdam bulan sebelumnya (Februari), Departemen Perdagangan menetapkan Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO bulan Maret sebesar USD 480 per ton"Jadi bea keluarnya masih nol persen seperti bulan lalu," jelasnya(wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik Pasar Perhiasan Dubai
Redaktur : Tim Redaksi