Bidik Pasar Perhiasan Dubai

Jumat, 27 Februari 2009 – 12:45 WIB
JAKARTA-Indonesia akan terus melakukan terobosan menjangkau pasar perhiasan di Dubai dan Timur TengahPasalnya, menurut data yang dikeluarkan Departemen Perdagangan RI (Depdag), perhiasan berada dalam urutan ke-3 di antara 10 komoditas ekspor terbesar Indonesia ke Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 2008 dengan nilai US$ 40,3 juta, dan ekspor perhiasan Indonesia ke dunia bernilai US$ 840,8 juta

BACA JUGA: Rugi Dana Nasabah Antaboga Rp 1,37 T



Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), Bachrul Chairi, Jumat (27/2), mengatakan, ekspor Indonesia ke Dubai dalam 2 tahun terakhir untuk produk perhiasan emas tercatat 9,5 ton dengan nilai US$ 170,6 juta, atau meningkat sebesar 94 persen dibandingkan tahun sebelumnya


“Walaupun Dubai memiliki pasar domestik yang relatif kecil untuk produk perhiasan, tetapi negara tersebut mengimpor perhiasan dalam jumlah yang besar

BACA JUGA: Sepuluh Persen Blok Cepu Dimiliki Empat BUMD

Hal ini disebabkan Dubai adalah negara re-ekspor yang memiliki pangsa pasar ke berbagai negara,” paparnya.
Melihat besarnya potensi ekspor-impor UEA terutama Dubai, terang dia, tidak terlepas dari sistem kebijakan ekonomi UEA yang menganut sistem ekonomi pasar terbuka
UEA memberlakukan tarif impor yang cukup rendah yaitu 0-5 persen

BACA JUGA: Investasi Tambang Banyak Hambatan

Untuk produk emas dan perhiasan mutiara memiliki bea masuk sebesar 0,3 persen dan 5 persen sedangkan untuk produk berlian sebesar 0 persen

“Konsumen di Dubai, biasanya menginginkan perhiasan emas 22 karat dan memiliki ukuran yang besarSedangkan konsumen lokalnya cenderung menyukai desain perhiasan bermotif Arab yang berukuran besar dan rumit yang dilapisi dengan emas 21 karat,” ungkap dia yang juga menambahkan, permintaan produk perhiasan meningkat pada saat hari raya keagamaan seperti Idul Fitri, Hari Raya Hindu dan Kristen, dan Dubai Shopping Festival (DSF) yang berlangsung dari bulan Januari hingga Februari, serta periode perkawinan di India pada bulan September-November, dimana mempelai wanita memerlukan perhiasan emas yang jumlahnya cukup banyak

Melihat besarnya potensi pasar Dubai baik dilihat dari sisi perekonomian maupun konsumen, maka diperlukan strategi penjualan yang baikBesarnya tekanan dari negara kompetitor terhadap produk perhiasan emas Indonesia harus disikapi dengan cermat dan sigap oleh pengusahaPeningkatan kualitas produk desain harus dilakukan, meliputi pengembangan desain yang inovatif dan kadar emas.  “Untuk itu, Depdag melalui BPEN selalu mendorong para ekportir dan pengrajin Indonesia untuk selalu aktif mencari peluang pasar, baik melalui pameran maupun buyers meeting dan meningkatkan kreativitas produknya sehingga selalu up to date dan digemari konsumen,” tambahnya(cha/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Transaksi Derivatif, Indosat Rugi Kurs Rp885 M


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler