Stok Obat RSUD Menipis, Pasien Kembali Beli dari Luar

Jumat, 09 Februari 2018 – 23:53 WIB
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji, Batam, Kepri. Foto: batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Obat bantuan Pemerintah Provinsi Kepri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji mulai menipis.

Rumah sakit bertipe B itu kembali dilanda krisis obat-obatan. Pengadaan obat-obatan dari pihak rumah sakit sendiri belum berjalan sebab terkendala dengan utang pada vendor-vendor penyuplai obat sebelumnya yang belum bisa dibayar hingga saat ini.

BACA JUGA: Ini Penyebab Angka Kematian Ibu Melahirkan Tinggi di Batam

Situasi yang kurang baik itu kembali dikeluhkan pasien berobat ke rumah sakit berpelat merah itu, beberapa hari belakangan ini. Bahkan sudah ada pasien merogok kocek sebab harus membeli obat di luar sekalipun terdaftar sebagai pasien BPJS.

Seperti yang diutarakan Nining, warga Tembesi yang menjalani terapi syaraf di poli klinik syaraf, Jumat (9/2) pagi kemarin. Meskipun terdaftar sebagai pasien BPJS dia harus membeli satu jenis obat seharga Rp 140 ribu di apotek luar. Itu karena di apotek rumah sakit itu hanya tersedia satu jenis obat yang dibutuhkannya sesai resep dokter."Ada dua jenis obat, tapi yang ada cuman satu. Satunya beli diluar sekitar Rp 140 ribu," ujarnya saat dijumpai di depan RSUD, Jumat.

BACA JUGA: Seludupkan 40 Ribu Butir Ekstasi 4 WN Malaysia Ditangkap

Petugas medis di rumah sakit tersebut menuturkan hal yang sama. Stok obat bantuan dari Pemprov beberapa waktu lalu memang sudah banyak yang terpakai dan saat ini sudah mulai menipis. "Sisanya tak sampai setengah lagi. Sudah mau habis.

Sejak obat itu datang permintaan (obat) pasien sangat banyak makanya cepat habis," ujar seorang petugas di bagian apotek.

BACA JUGA: Pintu Mobil Dibobol, Uang Ratusan Juta Raib

Stok obat yang kembali kosong diakui petugas medis itu, tidak saja obat paten atau penyakit langkah tapi juga obat generik untuk penyakit umum lainnya. Menipisnya stok obat tersebut karena memang stok obat yang didatangkan tidak sebanding dengan permintaan atau jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit tersebut.

"Permintaan (obat) pasien jauh lebih banyak dengan stok obat yang didatangkan. Satu penyakit saja bisa sampai lima jenis obat. Pasien yang datang perhari rata-rata diatas angka 100 jadi memang agak susah mau mengakomodir semua kebutuhan obat pasien ini," ujar petugas itu lagi.

Sementara pihak manajemen menuturkan hal yang berbeda. Menurut Direktur RSUD Embung Fatimah Batam drg Ani Dewiyana stok obat masih tersedia dengan baik. Itu karena bantuan obat-obatan dari Pemerintah Provinsi Kepri tahap kedua juga sudah tiba. "Masih ada kok, karena ada bantuan lagi (tahap kedua). Sudah datang," ujar Ani.

Keluhan pasien terkait kekosongan obat yang masih berlanjut itu kata Ani mungkin saja jenis obat-obat tertentu yang kebetulan tidak memang ada dalam bantuan pihak pemprov itu. "Satu penyakit ada banyak jenis obat. Mungkin saja salah satu jenis yang kebetulan tak ada," ujarnya.

Ani bahkan menyebutkan, pelayanan medis di rumah sakit yang dipimpinnya itu sudah mulai membaik. Untuk stok obat-obatan, selain dibantu Pemprov pihaknya juga sudah mulai menemukan kesepakatan dengan beberapa vendor penyulai obat untuk menjamin ketersediaan obat-obatan di rumah sakit tersebut. "Dari e-Katalog yang kita buka, sudah ada beberapa mulai menyupalai obat. Saya lupa jumlah pastinya. Ada puluhan itu," kata Ani, kemarin.

 Sebelumnya Ani menyebutkan ada sekitar 400 vendor baru yang merespon e Katalog penawaran kerja sama menyuplai obat ke RSUD. Dia berharap agar semua vendor tersebut bersedia kerja sama untuk saling mengisi permintaan obat-obatan yang dibutuhkan RSUD. (eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantap! Batam Kini Marak Destinasi Wisata Baru


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler