Stok Premium Habis Jelang Natal

Kamis, 04 Desember 2014 – 09:57 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok/jpnn

JAKARTA - Disparitas harga pertamax dan premium yang tidak terlalu jauh membuat konsumsi bahan bakar nonsubsidi itu melambung. Peningkatan konsumsi lebih dari 200 persen dan diprediksi terus meningkat. Beberapa SPBU di Jakarta bahkan kerap memasang tanda habis terjual.

Suhartoko, senior vice president fuel marketing and distribution Pertamina, menyatakan, kenaikan tersebut terpantau sejak turunnya harga pertamax. Setiap minggu, peningkatan konsumsi bisa seribuan kiloliter (kl). ''Minggu kemarin 4,6 ribu kl. Sebelumnya 3,9 ribu kl,'' ujarnya.

Sebelum penurunan harga, konsumsi harian rata-ratanya 2,2 ribu kl. Suhartoko menilai bahwa jumlah itu masih belum menemukan titik keseimbangan. Artinya masih berpotensi terus naik meski entah sampai kapan. Dia yakin bahwa pengguna BBM nonsubsidi tumbuh karena merasakan manfaatnya.

Apalagi, dalam tujuh hari terakhir, konsumsi pertamax menembus 5.219 kl. ''Orang yang telanjur beli pertamax sudah tahu enaknya. Tidak mau kembali (menggunakan premium, Red),'' katanya optimistis. Tingginya konsumsi pertamax berdampak pada stok premium. BBM dengan kualitas terendah tersebut sebelumnya diprediksi habis pada 22 Desember. Namun, hitungan Pertamina mundur dua hari, yakni menjadi 24 Desember.

Meski pertamax terus diburu pengguna kendaraan, Suhartoko memastikan bahwa stok aman. Sebab, stok pertamax masih tercukupi untuk 49 hari ke depan, sedangkan stok BBM yang diprediksi bakal habis lebih dahulu adalah solar. ''Akan kita tambah. Kita jamin ada produknya,'' tandasnya. (dim/c22/oki)

BACA JUGA: Tempe di Bogor Semakin Mungil

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Hotel Mulai Rumahkan Karyawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler