BACA JUGA: Antasari-Wiliardi Dikonfrontasi
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Rita Koesryastuti mengatakan stok tersebut seharusnya sudah diterima oleh setiap provinsi bahkan Kabupaten/ KotaBACA JUGA: Hapus Daerah Otonom yang Gagal
Menurutnya tamiflu kadaluarsa yang dikeluhkan berbagai daerah merupakan stok lama yang disetor pada tahun 2006 yang kaduluarsa pada 2008
BACA JUGA: DPD Desak DPR Tuntaskan RUU Tipikor
"Jadi yang stok 2008 expired 2010," katanyaIa pun meminta agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/ Kota atau Puskesmas dan rumah sakit aktif mencari informasi ke Dinas Kesehatan di provinsiMenurutnya, persoalan beberapa daerah yang belum menerima stok yang baru disebabkan kurangnya informasi dan koordinasiUntuk itu ia meminta koordinasi antar unit di Departemen Kesehatan ditingkatkan"Kendala besarnya adalah luasnya daerah di Indonesia dan adanya beberapa daerah yang sulit dijangkau," ujar dia.
Sebelumnya sejumlah daerah seperti Sumatera Utara, Balikpapan, Jawa Tengah, serta Depok dan beberapa daerah lainnya kehabisan stok tamifluPadahal pemerintah menyatakan telah memiliki stok sebanyak tiga juta unit untuk menghadapi virus H1N1 yang menyebabkan Flu BabiMereka mengaku sebagian besar stok telah kadaluarsa
Sementara itu, salah satu suspect flu babi yang dirawat di ruang Flamboyan Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, berinisial EK telah dinyatakan negatifLaboratorium Balitbangkes Jakarta tidak menemukan adanya virus H1N1 pada sampel darah perempuan berusia 31 tahun itu"Sudah terima hasilnya siang tadi, alhamdulillah negatif," kata juru bicara tim dokter Penyakit Khusus dan Isolasi RSHS, dokter Primal Sudjana.
Dari hasil rapat tim dokter Senin siang, EK dinyatakan sudah siap dipulangkanKondisinya setelah diperiksa pagi tadi sudah relatif sehat"Waktu kepulangannya masih dibicarakan lagi," kata Primal.
EK adalah pasien kedua yang diduga demam karena flu babiSebelumnya, seorang kopilot dengan status yang sama, telah dinyatakan negatif dan bisa langsung meninggalkan rumah sakit pada Jumat pekan laluEK masuk ruang perawatan khusus RS Hasan Sadikin Bandung pada 14 Mei laluWarga Kopo, Bandung, itu mengalami demam sepulang dari Amerika Serikat (AS)Saat transit di Seoul, Korea Selatan, pada 12 Mei, dia tertahan selama 9 jam karena tak lolos thermal scannerSetibanya di tanah air, dia kembali merasa demam dan memeriksakan diri ke Puskesmas sebelum dirujuk ke rumah sakit(zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengembangan BBKI Soekarno-Hatta Habiskan Rp 7,9 M
Redaktur : Tim Redaksi