jpnn.com - JAKARTA - Guru Besar Universitas Bhayangkara, Jakarta, Prof. Hermawan Sulistyo mengatakan polisi adalah cerminan baik buruknya masyarakat.
Menurutnya, jika kehidupan masyarakat sangat kacau, maka jangan pernah bermimpi polisi hadir sebagai malaikat.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Apresiasi Komitmen Warga Kerinci pada Kenduri SKo
"Kalau masyarakat berengsek, maka jangan bermimpi polisi jadi malaikat," ujar Prof Hermawan pada dialog publik yang diselenggarakan Humas Polri di Jakarta, Rabu (21/6).
Prof Hermawan yang akrab disapa Kiki ini lantas menyoroti kritikan yang terus menerus diarahkan ke Polri.
BACA JUGA: Sido Muncul Beri Bantuan Kepada 13 Anak Terduga Stunting di Cipete Selatan
Menurutnya, kritikan sah-sah saja, demi tujuan kebaikan. Namun, ketika terus menerus disampaikan menjadi tidak fair, ketika masyarakat yang mengkritik juga tidak mau berubah untuk makin menaati aturan yang berlaku.
"Bayangkan, kalau polisi mogok tiga hari saja, apa yang akan terjadi," ucapnya pada diskusi mengangkat tema 'Polisi Unggul Yang Presisi dan Humanis'.
BACA JUGA: Ketum Guru Honorer & Tendik Melaporkan Presiden Plus 2 Menterinya ke Komnas HAM
Sementara itu Kabag Pangkat ASDM Polri Kombes Pol. Heri Haryadi mengeluhkan kesan negatif yang ditanamkan masyarakat kepada anak-anak.
Dia mengingatkan orang tua jangan selalu menakuti anak dengan mengatakan akan dilaporkan ke polisi.
"Ini kan menanamkam stigma negatif terhada Polri yang tertanam sampai mereka dewasa," ucapnya.
Heri kemudian mengajak masyarakat mulai menanamkan stigma positif terhadap Polri kepada anak-anak.
Dia juga bersyukur karena dari hasil survei kepercayaan masyarakat terhadap Polri terus meningkat.
Heri dalam paparannya menyampaikan bahwa anggota Polri saat ini berjumlah 460 ribu jiwa atau baru mencapai 68 persen dari kebutuhan.
Dia juga mengatakan jumlah rekrutmen setiap tahun tidak sebanding dengan yang keluar.
"Setiap tahun yang keluar 11 ribu personel, sementara jumlah yang direkrut 10 ribu. Jadi kalau tidak ada anggota yang pensiun saja, jumlah ideal Polri butuh waktu 30 tahun," katanya.
Mengenai strategi peningkatan SDM Polri, Kombes Heri Haryadi menyebut melalui pendidikan kepada anggota dan perbaikan sistem rekrutmen untuk anggota baru.
Hal senada disampaikan Aba Subagja dari Kementerian PAN-RB, bahwa peran Polri sangat dibutuhkan masyarakat.
Aba mengapresiasi Polri yang terbuka dan terus meningkatkan kompetensi anggotanya dalam mengantisipasi perkembangan teknologi.
"Hal yang dibutuhkan adalah memperkuat kolaborasi dengan kementerian atau lembaga lain untuk lebih meningkatkan kemampuan Polri dalam menangani masalah sosial dengan humanis dan presisi," katanya.
Andi Rio secara khusus juga menyampaikan kesiapan DPR untuk mendukung upaya Polri memulihkan persepsi positif masyarakat.
"DPR punya fungsi pengawasan dan fungsi anggaran. Kami siap mendukung upaya menghilangkan stigma negatif masyarakat terhadap Polri," katanya.
Dia lantas mengingatkan masyarakat untuk menilai Polri jangan hanya dari profil anggota di kota-kota besar.
"Lihat juga di daerah, banyak anggota Polri yang menyisihkan gaji untuk membantu masyarakat," kata Andi Rio seraya menunjuk contoh di dapilnya di Bone, Sulsel.
"Bahwa ada (oknum Polri) yang tidak baik, tetapi pasti lebih banyak yang baik," kata Andi Rio. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda dan Perempuan Ganjar Adakan Pelatihan Tari di Gowa
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang