Stop Perluasan Kebun Sawit

Jumat, 10 Oktober 2008 – 19:17 WIB
JAKARTA-Greenpeace mengecam pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit di IndonesiaGreenpeace mengimbau pemerintah Indonesia melakukan moratorium terhadap segala bentuk konversi.

jpnn.com -  

Juru Kampanye Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar, mengatakan, perusahaan kelapa sawit dituding menimbun lahan untuk dikonversi menjadi lahan perkebunan, terutama baru-baru ini di Papua

BACA JUGA: KPK Masih Selidik Kasus Baloi

“Jika hal ini terus berlangsung akan tercipta bencana terutama bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hutan,” kata Bustar.

jpnn.com -  

Khusus untuk kasus pembukaan lahan untuk perkebunan kepala sawit di Papua, Greenpeace memaparkan pihaknya telah memiliki bukti terbaru mengenai konversi besar-besaran hutan alam di kawasan Lereh, Kabupaten Jayapura, Papua.

jpnn.com -  

Bustar mengatakan, perusahaan-perusahaan kelapa sawit menimbun lahan untuk di konversi menjadi lahan perkebunan, biasanya dengan mengorbankan masyarakat pemilik tanah

“Kami telah mengumpulkan bukti-bukti terbaru yang menunjukkan perusahaan seperti Sinar Mas, mulai melakukan pembukaan lahan besar-besaran," ungkapnya.

jpnn.com -  

Dia mengatakan hutan di kawasan Lereh merupakan tempat tumbuhnya sagu dan nipah yang menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat

BACA JUGA: Hakim Agung Sebaiknya Seumur Hidup?

Tingginya laju perluasan perkebunan kelapa sawit juga merupakan faktor penting faktor deforestasi di indonesia.

jpnn.com -  

Upaya melindungi benteng terakhir hutan alam Indonesia sangat penting untuk menangani dampak perubahan iklim

“Kita perlu mendorong penghentian sementara (moratorium) sesegera mungkin terhadap semua bentuk konversi hutan di Indonesia guna mengendalikan emisi gas-gas rumah kaca, menjaga keanekaragaman hayati dan melindungi penghidupan masyarakat setempat," katanya lagi.(lev)

BACA JUGA: KPK Minta Semua Kasus BLBI Diekspose

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Ikut Amankan Kebijakan Krisis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler