Strategi Allianz Indonesia Siapkan Kualitas dan Kompetensi SDM untuk Tingkatkan Produktivitas

Kamis, 13 Juni 2019 – 09:40 WIB
Ilustrasi. PT Allianz Indonesia. Foto IST

jpnn.com, JAKARTA - Allianz Indonesia menyadari teknologi digital memiliki peran yang tidak terpisahkan dari milennial. Karena itu, perseroan telah menyiapkan langkah strategis yang diperlukan.

Di antaranya dengan menjadi salah satu perusahaan asuransi perintis yang melakukan disrupsi dan transformasi digital dalam menghasilkan beragam produk sesuai kebutuhan nasabah saat ini dengan cepat.

Perusahaan menyesuaikan fokus rekrutmen tenaga pemasar ke generasi milenial yang ingin membangun kemampuan kewirausahaan dalam bidang jasa keuangan asuransi.

BACA JUGA: Inikah Lima Besar Calon Jaksa Agung 2019-2024 Pilihan Generasi Milenial?

Baca juga: Pesan Penting Presdir Allianz Utama Indonesia untuk Para Pemudik

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan mengoptimalkan pertumbuhan pasar di masa depan yang bergerak ke generasi milenial yang akan menjadi target pasar terbesar selanjutnya.

Strategi lain yang dilakukan adalah dengan cara menerapkan prinsip kerja agile. Allianz Indonesia percaya bahwa Agility akan menjadi salah satu atribut kompetitif yang harus dimiliki.

BACA JUGA: Generasi Milenial Kuasai 40 Persen Bisnis Kuliner di Jatim

Bekerja dengan prinsip agile ini diyakini dapat menciptakan solusi proteksi dengan cepat dan sesuai kebutuhan.

BACA JUGA: Pesan Penting Presdir Allianz Utama Indonesia untuk Para Pemudik

Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia Joos Louwerier mengatakan, menerapkan agile memungkinkan perseroan untuk merancang customer experience yang menyeluruh.

Setelah itu, mengujinya dengan nasabah kemudian beradaptasi dan mengubahnya dengan cepat jika dalam perjalanannya perseroan membutuhkan perbaikan.

"Dengan demikian, kami dapat terus berkembang dan fokus dalam menciptakan pengalaman terbaik. Agile itu sendiri harus ditunjukkan secara simultan dan memberikan perbaikan yang komprehensif tidak hanya pada proses dan sistem yang kami jalankan, tetapi juga pada SDM kami,” kata Louwerier, Kamis (13/6).

Di sisi lain, pada 2030 diprediksi Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi ketujuh terbesar dunia dan membutuhkan 113 juta tenaga ahli yang harus siap bersaing di dunia global.

Namun, berdasarkan data World Bank tahun 2018, Indonesia baru menempati peringkat 87 Human Capital Index dari 157 negara dengan nilai 0.53. Semakin tinggi nilai suatu negara mendekati angka 1, maka produktivitas dan kinerjanya akan semakin tinggi.

Ini artinya daya saing human capital Indonesia masih berada di urutan 87 dari 157 negara sehingga diperlukan kerja keras dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi SDMnya.

Terkait hal itu, Allianz Indonesia berkomitmen terhadap pengembangan karyawan sebagai human capital atau SDM yang menjadi kunci sukses perusahaan.

Berbagai inovasi dan inisiatif telah dilakukan dalam meningkatkan kualitas karyawan seperti memastikan pengembangan kompetensi dan kemajuan karier seluruh karyawan.

Salah satu inovasi yang dilakukan Allianz Indonesia dalam pengembangan human capital adalah dengan menginisiasi Allianz Innovation Lab.

Itu merupakan sebuah lingkungan kerja yang dinamis di mana karyawan dari lintas departemen dapat bekerja dan berkolaborasi untuk menciptakan solusi dan inovasi baru bagi para mitra bisnis dan nasabah.

Selain itu, mulai akhir 2018 lalu, demi membangun lingkungan kerja yang nyaman, secara internal Allianz Indonesia menjalankan kampanye visi dan budaya perusahaan #HappyLifeMadeeAZy.

Yakni menciptakan #HappyLife untuk karyawan dan nasabah melalui inisiatif dan inovasi yang mengarah ke produk, layanan serta proses yang mudah dan sederhana (#MadeeAZy).

Kampanye ini bertujuan untuk menjadikan Allianz Indonesia sebagai perusahaan pilihan yang menyediakan lingkungan kerja fleksibel dan dinamis, memiliki produk dan layanan inovatif yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dan masyarakat saat ini, serta tetap relevan dengan tren industri saat ini dengan tujuan sosial yang kuat.

Implementasi #HappyLifeMadeeAZy itu salah satunya adalah dengan menjalankan flexible, compressed, dan shift working hours.

Penerapan jam kerja ini membolehkan para karyawan untuk mengatur jam kerja sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Selain itu, memberikan karyawan lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga atau untuk urusan pribadi.

Allianz Indonesia juga memberikan pilihan kepada karyawan untuk mengenakan pakaian kasual setiap hari, menghilangkan kesan formal dan kaku yang sudah melekat di industri keuangan.

“Selain dresscode dan jam kerja, perusahaan juga melakukan peninjauan kinerja tahunan yang terstandardisasi untuk pengembangan jalur karier masing-masing karyawan," kata Chief of Human Resources Allianz Life Indonesia Juanita Wibowo.

Hal tersebut diadikan dasar untuk mempertahankan talenta terbaik di industri. Perseroan juga memiliki skema remunerasi yang menarik dan kompetitif. Semakin berprestasi, maka semakin tinggi remunerasinya.

"Serta menyediakan berbagai tunjangan seperti monthly and quarterly engagement allowance yang tujuannya untuk menguatkan karyawan antardepartemen dan lintas divisi, serta manfaat di luar bonus kinerja pertengahan dan akhir tahun,” ungkap Juanita. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manulife Bayar Klaim Rp 15 Miliar Setiap Hari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler