JPNN.com

Strategi Baru Indonesia untuk Kurangi Emisi Global

Rabu, 15 Januari 2025 – 21:15 WIB
Strategi Baru Indonesia untuk Kurangi Emisi Global - JPNN.com
Strategi Baru Indonesia untuk Kurangi Emisi Global. Ilustrasi foto: KLH

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia mengambil langkah besar dalam perdagangan karbon global dengan menggelar Pre-Sessional Meeting.

Kegiatan ini melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BACA JUGA: Pemerintah Dorong Pasar Karbon untuk Mitigasi Emisi

Perdagangan karbon internasional perdana dijadwalkan resmi diluncurkan pada Senin, 20 Januari 2025.

Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon (NEK) KLHK, Ary Sudijanto menyatakan bahwa Indonesia siap menjadi pemimpin dalam pasar karbon global.

BACA JUGA: Potensi Rp 92 Triliun per Tahun, Cukai Karbon Lebih Cuan Ketimbang PPN 12%

"Langkah ini mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia dan memperkuat komitmen dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dunia," ujarnya saat berbicara di kantor BPDLH.

Joko Tri Haryanto, Direktur Utama BPDLH, menegaskan bahwa perdagangan karbon ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat peran dalam mitigasi perubahan iklim.

BACA JUGA: IDCTA Sebut Indonesia Berkapasitas Mengelola Emisi Karbon

"Kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci keberhasilan, baik dalam mencapai target NDC maupun memanfaatkan potensi ekonomi karbon yang signifikan," katanya.

Pemerintah juga terus mematangkan regulasi dan infrastruktur untuk mendukung perdagangan karbon internasional.

Direktur Tata Kelola NEK KLHK, Wahyu Marjaka, menjelaskan pentingnya akuntabilitas melalui sistem, seperti SRN (Sistem Registri Nasional) dan skema SPEI (Sertifikasi Pengurangan Emisi Indonesia).

Selain itu, Indonesia menjajaki kerjasama bilateral dengan lembaga internasional seperti Verra dan Gold Standard melalui Mutual Recognition Agreement (MRA).

Dari sisi infrastruktur, Hari Wibowo, Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MRV KLHK, menyoroti peran Monitoring, Reporting, and Verification (MRV) dalam menjamin kualitas kredit karbon.

"Dengan mekanisme transparan ini, kredit karbon Indonesia akan memenuhi standar perdagangan internasional," jelasnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui platform IDXCarbon juga akan memfasilitasi perdagangan karbon terintegrasi.

"Kami ingin menciptakan transparansi harga dan daya saing di pasar karbon global," ujar Ignatius Denny Witjaksono, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler