jpnn.com, BALIKPAPAN - Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur Muhamad Nur mengatakan, pangsa pasar ekonomi syariah di daerahnya sudah mencapai lima persen.
Setiap tahun terjadi peningkatan meski tidak terlalu signifikan. Karena itu, harus dilakukan upaya khusus agar ekonomi syariah bisa tumbuh lebih cepat.
BACA JUGA: Modal Asing Masuk Indonesia Tembus Rp 132 Triliun
“Salah satunya kami coba pendekatan di pesantren. Ternyata jumlah santri di pesantren mencapai 24 ribu orang,” ujarnya, Jumat (3/5).
Dia mengatakan, saat ini BI Kaltim memiliki banyak pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
BACA JUGA: Target Penerimaan Pajak Rp 23,27 Triliun, Baru Tercapai 22 Persen
Namun, UMKM itu tidak khusus ekonomi syariah. Di Kaltim ada pengembangan ekonomi syariah bidang pertanian yang dilakukan satu pesantren.
“Ke depan kami akan tingkatkan lagi sehingga wirausaha ekonomi syariah akan terus berkembang,” katanya.
BACA JUGA: UKM Bisa Genjot Investasi
Menurutnya, jika langkah itu membuahkan hasil manis dan meningkatkan konsumsi, ekonomi akan berjalan.
“Itulah pertumbuhan ekonomi. Jadi, konsumsi itu sangat penting,” tuturnya.
Nur menilai Kaltim perlu mengembangkan ekonomi dengan perluasan sektor lapangan usaha untuk memberi nilai tambah bagi perekonomian serta membuka lapangan kerja.
Ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang memiliki nilai-nilai keadilan dan etika yang dapat menciptakan kesejahteraan sosial di wilayah kawasan timur Indonesia.
“Sebagai gambaran bahwa berdasarkan laporan perekonomian syariah global, yaitu State of the Global Islamic Economy Report 2019, Indonesia secara umum masuk ke dalam top 10 expenditure di setiap industri. Namun, belum menjadi pemain utama,” katanya. (ctr/ndu/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Ramadan dan Lebaran, BI Solo Siapkan Uang Baru Rp 5,4 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi