Strategi Pemasaran Karya di Era Digital yang Inovatif dan Kreatif

Sabtu, 06 April 2024 – 16:12 WIB
Strategi pemasaran karya di era digital yang inovatif dan kreatif. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan webinar penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Jawa Tengah dengan "Pemasaran Karya di Era Digital", Jumat (5/4).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2024 yang ahli di bidangnya, antara lain Dosen FIKOM Universitas Pancasila Diana Anggraeni, Kaprodi Bisnis Digital ITBA Dian Cipta Cendikia Aliy Hafiz, dan CEO Digiprener Konsultan Wirausaha Digital Abdul Hamid Hasan.

BACA JUGA: Keluarga Punya Andil Besar Dalam Membangun Literasi Digital

Survei terbaru dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia.

Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.

BACA JUGA: Indeks Konsumen Digital Dukung Capaian Indonesia Emas 2045

Banyaknya pengguna internet di Indonesia, menjadi pasar yang menjanjikan sekaligus peluang kerja yang lebih besar bagi individu atau perusahaan.

"Perkembangan teknologi digital perlu diikuti dengan terus mengasah keterampilan digital. Banyak dampak positif yang diperoleh ketika terus mengasah keterampilan digital," kata Kaprodi Bisnis Digital ITBA Dian Cipta Cendikia Aliy Hafiz.

BACA JUGA: AirAsia Tawarkan Tiket Pesawat ke Luar Negeri Mulai Dari Rp 300 Ribuan

Adapun dampak positif yang disebutkan Aliy adalah dapat mendapat peluang lebih baik, menunjang produktivitas, inovasi, dan kreativitas, serta menambah keterampilan.

"Keterampilan digital yang dapat diasah dan berguna untuk pekerjaan, seperti digital marketing, programming, Internet of Things (IoT), data analytic dan kecerdasan buatan (artificial intelligence)," kata Aliy.

Sementara itu, Dosen FIKOM Universitas Pancasila Diana Anggraeni mengatakan selain mengasah keterampilan, internet juga bisa menjadi wadah bagi penggunanya untuk mempublikasikan karya. 

"Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan publikasi karya di ruang digital mulai dari perencanaan dan persiapan, pelaksanaan produksi karya yang akan dipublikasi, distribusi, promosi, dan publikasi," jelas Diana.

Saat ini publikasi karya seperti buku, karya seni, video, peta, konten media sosial, materi ceramah atau kuliah, alat peraga, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan dilindungi oleh Hak Kekayaan Intelektual (Haki).

Syaratnya, karya berupa ciptaan original, berwujud dan tidak berwujud, tercatat atau terdokumentasi, dan memiliki nilai ekonomis. 

"Dalam prosesnya, kita harus memahami dan mampu menjaganya karena publikasi karya merupakan aset yang memiliki nilai ekonomis. Melindungi karya kita dengan mendaftarkannya ke Haki," jelas Diana.

Setelah membuat karya dan mempublikasikan di ruang digital, tidak ada salahnya untuk melakukan strategi pemasaran di ruang digital agar karya dapat tepat sasaran dan menjangkau banyak orang.

"Inovasi dan kreasi berdampak pada pemasaran, dapat meningkatkan kesadaran dan minat pasar, memperkuat posisi brand dalam industri, dan mendorong pertumbuhan penjualan jangka panjang," kata CEO Digiprener Konsultan Wirausaha Digital Abdul Hamid Hasan.

Inovasi dan kreasi pemasaran di ruang digital dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence) dan AR (Augmented Reality) untuk preview produk, kustomisasi produk melalui aplikasi web, dan pengembangan konten digital interaktif. 

Dengan bantuan teknologi, inovasi dan kreasi mampu membangun keterlibatan melalui pengalaman pengguna yang unik, menghadirkan kampanye interaktif di media sosial, dan menciptakan kolaborasi dengan creator digital untuk konten viral.

"Inovasi dan kreasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Mulailah dengan langkah kecil, eksperimen, dan iterasi. Manfaatkan kecakapan digital untuk tetap relevan dan kompetitif," kata Abdul Hamid. (rhs/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kronologi Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Jakpus, Berawal dari Pemalakan


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler