Strategi Pupuk Indonesia Sambut Musim Tanam Awal 2024

Rabu, 13 Desember 2023 – 19:42 WIB
PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan jumlah pupuk cukup bagi para petani, baik untuk pupuk subsidi dan non-subsidi pada musim tanam awal 2024. Foto: dok Pupuk Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan jumlah pupuk cukup bagi para petani, baik untuk pupuk subsidi dan non-subsidi pada musim tanam awal 2024.

Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menyatakan bahwa hingga 6 Desember 2023, sebanyak lebih dari 5,802 juta ton pupuk telah disalurkan kepada petani terdaftar di 38 provinsi Indonesia.

BACA JUGA: Datangi Jateng, Jokowi Sebut Banyak Mengeluh Pupuk dari Tahun ke Tahun

Pupuk Indonesia juga menyediakan stok sebesar 1,2 juta ton yang tersedia di gudang lini III dan siap ditebus petani terdaftar. 

Menurut Wijaya, keseluruhan stok pupuk tersebut terdiri dari 839,693 ribu ton stok pupuk urea bersubsidi dan 424,692 ton NPK. 

BACA JUGA: Mungkin Prabowo Lupa sampai Cecar Ganjar dengan Pertanyaan Pupuk Langka

Bagi petani yang tidak memiliki alokasi, Pupuk Indonesia juga menyediakan stok pupuk non subsidi sebesar 500,934 ton pupuk urea non-subsidi dan 92,398 ton NPK non-subsidi.

“Komitmen kami adalah pupuk tersedia tepat waktu di gudang-gudang lini terdepan di seluruh Indonesia. Bukan hanya jumlah yang cukup, kami memastikan jenis dan mutunya sesuai kebutuhan pertanian di daerah tersebut. Selain pupuk subsidi, pupuk non-subsidi pun telah kami siapkan,” beber WIjaya seperti dikutip, Rabu (13/12).

Wijaya menjelaskan untuk mempermudah proses penebusan pupuk subsidi, perseroan terus melakukan inovasi termasuk dengan digitalisasi untuk mempercepat dan meringkas proses pelayanan petani. 

“Salah satunya lewat implementasi aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi) yang saat ini telah tersedia di 6 provinsi,” katanya.

i-Pubers adalah aplikasi yang memudahkan petani terdaftar untuk melakukan penebusan pupuk subsidi hanya dengan membawa KTP. 

Dia menyebutkan melalui integrasi dengan data e-alokasi Kementan dan fitur geo-tagging, i-Pubers menjadi solusi terdepan untuk memastikan ketepatan distribusi pupuk. 

“Inovasi digital ini tidak hanya efisien, tetapi juga membantu kita mengarahkan pupuk subsidi tepat pada sasaran, mendorong pertumbuhan sektor pertanian dengan presisi,” tambah Wijaya.

Pupuk Indonesia beserta anak perusahaan di industri pupuk dalam mendukung keberlanjutan pertanian di seluruh Indonesia dengan memperhatikan ketepatan distribusi stok pupuk menjadi fokus.

Wijaya mengatakan melalui investasi dalam teknologi dan sistem manajemen logistik yang unggul, perusahaan memastikan bahwa pupuk tersedia tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. 

“Langkah ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kelangkaan pupuk dan memastikan pertanian dapat beroperasi dengan efisien,” ungkap Wijaya.

Digitalisasi manajemen logistik dilakukan dengan penerapan Distribution Planning & Control System (DPCS), terutama untuk pupuk subsidi, dan Retail Management System (RMS). 

Melalui DPCS, Pupuk Indonesia dapat melakukan pengawasan distribusi secara real-time dari lini 1 hingga lini 4, dilengkapi dengan early warning system untuk memberikan peringatan dini jika stok menipis pada tingkat daerah. 

Kemudian, RMS diterapkan pada tingkat kios atau pengecer untuk mengawasi stok dan transaksi pupuk, serta mengidentifikasi pihak yang melakukan penebusan pupuk di tingkat kios. 

Selain itu, langkah pengamanan distribusi pupuk subsidi diperkuat Pupuk Indonesia dengan sinergi dan koordinasi dengan banyak stakeholder seperti distributor, Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3),  kepolisian hingga kejaksaan dan pemerintah daerah setempat. 

Secara berkala, Pupuk Indonesia juga melakukan proses audit sebagai upaya memastikan tidak ada indikasi penyimpangan dalam penyaluran pupuk bersubsidi bagi petani.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sektor pertanian. 

Wijaya menambahkan salah satunya adalah program pengembangan pertanian berkelanjutan, yaitu MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat). 

Program yang telah diinisiasi oleh Pupuk Indonesia bersama Kementerian BUMN sejak 2021 ini bertujuan  mengedukasi dan memberdayakan para petani agar mulai beralih ke pupuk non-subsidi untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk subsidi. 

Program MAKMUR adalah tonggak penting dalam membangun kemandirian sektor pertanian.

“Kami tidak hanya menyediakan pupuk subsidi, tetapi juga melalui edukasi kami mendampingi petani untuk mulai menggunakan pupuk non-subsidi agar lebih mandiri dalam penggunaan pupuk, dan bersama-sama kita tingkatkan produktivitas,” pungkas Wijaya.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler