jpnn.com, MALANG - Sharp agresif menggarap market di kota-kota kecil atau second city untuk mendongkrak penjualan pada tahun ini.
Assistant General Manager Marketing Communication Sharp Agus Soewadji menyebutkan bahwa beberapa area second city di Jatim yang potensial digarap ialah Sidoarjo, Malang, dan Gresik.
BACA JUGA: Sharp Indonesia Sabet 4 Kategori Penghargaan Top Brand 2019
Sementara itu, di tingkat nasional ialah Ambon, Tarakan, dan Kupang.
’’Mulai setahun terakhir ini kami tidak hanya memprioritaskan kota besar kalau buat kegiatan. Kota kecil di sekitar juga harus dilibatkan. Sebab, potensi penggunaan barang Sharp di second city juga besar,’’ tutur Agus di sela-sela pemecahan rekor MURI Sharp di Malang, Sabtu (2/3).
BACA JUGA: Sharp Indonesia Jual TV Seharga Mobil
Agus menyatakan, fokus menggarap second city adalah bagian dari upaya perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan penjualan 20 persen sampai akhir 2019.
’’Meski banyak gempuran produk elektronik dari Tiongkok, kami yakin mampu meraih target tersebut. Sebab, kami didukung 400 jaringan servis di Indonesia, termasuk di kota kecil, dan memiliki 26 cabang,’’ kata Agus.
BACA JUGA: Begini Cara SHARP Manjakan Konsumen di Indonesia
Pihaknya meyakini Sharp mampu bersaing dengan berbagai kompetitor baru dari Tiongkok.
Sebab, pemain baru dari Tiongkok belum memiliki jaringan yang optimal. Apalagi, investasi untuk membuka satu cabang dan jaringan servis membutuhkan nilai yang besar.
’’Nah, biasanya para pemain baru terkendala di investasi. Karena itulah, beberapa brand dari Tiongkok belum terlalu berkembang di Indonesia,’’ tegas Agus.
Sampai saat ini, market share Sharp di tanah air berada di angka 26,8 persen. Kontribusi Jatim terhadap total penjualan Sharp secara nasional lebih dari sepuluh persen.
Produk elektronik Sharp terbagi dalam dua kategori. Yaitu, home appliance dan audio video.
Selama ini yang menopang penjualan perusahaan adalah produk di segmen home appliance.
Misalnya, AC, kompor, magic jar, sampai rice cooker. Kontribusinya mencapai 60 persen.
’’Kategori audio video seperti TV memang belum menghasilkan kontribusi yang besar terhadap sales. Kalau dulu mungkin di semua kamar dalam satu rumah ada TV-nya, sekarang cukup ada satu TV di rumah, tetapi HP yang banyak,’’ jelas Agus.
Berbeda dengan AC. Menurut Agus, dulu orang pasang AC selalu terkendala oleh daya listrik. Sekarang menaikkan daya listrik sudah gampang dan harganya terjangkau.
’’Kebalikannya TV. Dulu paling cuma ada satu AC di satu rumah, tetapi sekarang tiap kamar bisa ada AC-nya,’’ terang Agus. (car/c14/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trik Sharp Genjot Penjualan Produk Elektronik
Redaktur : Tim Redaksi